Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memenuhi Kebutuhan Pendidikan Anak Sejak Dini

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta- Perbankan dan asuransi berlomba menawarkan produk investasi untuk pendidikan. Inflasi biaya pendidikan yang tinggi membuat produk jenis ini jadi menggiurkan.

Orang tua mana yang tidak ingin memberikan akses ke pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Dalam sinetron “Si Doel” yang terkenal di dekade 1990an tampak jelas bagaimana sang ayah, yang diperankan dengan baik oleh Benyamin Suaeb, melakukan apapun untuk menyekolahkan anaknya. Demi melapangkan jalan Doel, yang diperankan Rano Karno, untuk menjadi ‘Tukang Insinyur’, sang ayah tak ragu untuk menjual tanah warisannya.

Walau hanya di layar kaca, fragmen tersebut tentunya ingin mengajarkan pada kita mengenai pentingnya mengejar pendidikan hingga setinggi mungkin. Tak peduli berapa besar biayanya. Namun yang menjadi persoalan sekarang, apakah harus selalu menjual properti atau harta berharga lain setiap kali mendaftarkan anak ke perguruan tinggi?

Dengan melihat potensi jumlah uang yang akan dikeluarkan untuk biaya pendidikan. Ditambah lagi inflasinya yang tinggi, sekitar 15%-20%. Berbagai lembaga keuangan, baik bank maupun asuransi, sudah menawarkan produk investasi yang berfokus ke pemenuhan biaya pendidikan.

Target dari produk jenis ini tentunya merupakan para keluarga muda, terutama yang baru memiliki buah hati. Dengan jangka waktu investasi mulai dari dua hingga 10 tahun. Secara umum, jenis investasi pendidikan bisa dibagi menjadi dua macam. Tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan. Namun, ada juga produk-produk tabungan pendidikan yang terproteksi dengan asuransi.

 

Tabungan Pendidikan X Asuransi Pendidikan

Pada dasarnya tabungan pendidikan ialah produk atau skema menabung yang ditawarkan bank dengan sejumlah modal awal. Namun kebanyakan imbal hasilnya tidak terlalu tinggi. Sebagai contoh, suku bunga Tabungan Pendidikan dari Bank CIMB Niaga berada di kisaran 6,50% hingga 7,25%.

Sedangkan asuransi pendidikan pada dasarnya ialah kombinasi produk asuransi jiwa berjangka yang ditambah investasi. Secara umum, fungsi utama produk ini adalah asuransi jiwa yang akan membayarkan uang pertanggungan apabila si tertanggung meninggal dunia sebelum si anak masuk universitas. Selain itu, fitur tambahannya ialah memaksa Anda untuk menabung.

Dari saldo tabungan yang terhimpun, perusahaan asuransi akan mengeluarkan sejumlah uang pada saat anak masuk SD, SMP, SMA, dan universitas. Sehingga, jika Anda tidak meninggal dunia hingga polis berakhir, anak hanya mendapatkan porsi tabungan dalam bentuk pembayaran yang dijanjikan tersebut plus bonus, bila ada.

Salah satu keunggulan dari asuransi pendidikan ialah imbal baliknya yang cenderung lebih tinggi dari tabungan pendidikan. Beberapa asuransi pendidikan menawarkan bunga hingga sekitar 15% per tahun. Buat beberapa pihak, tentunya ini lebih menggiurkan ketimbang tabungan.

Kebanyakan produk tabungan pendidikan, saat ini juga sudah dilengkapi dengan asuransi jiwa. Sehingga, setelah jangka waktu tertentu, tabungan akan tetap tersetor walaupun orangtua meninggal dunia.

Untuk asuransi pendidikan, meskipun perusahaan asuransi biasanya memberikan kebebasan penuh bagi nasabah dalam menentukan jumlah premi yang akan dibayar, namun sebaiknya tidak memilih premi dengan jumlah kecil. Dengan inflasi biaya pendidikan yang tinggi, bukan tidak mungkin investasi tidak akan berperan signifikan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak nanti.

Selain itu, ada baiknya memilih perusahaan asuransi yang mengizinkan nasabah untuk dapat mengambil polis kapan saja atau fleksibel. Hal ini karena, beberapa perusahaan asuransi tidak mengizinkan nasabah mengambil polis sebelum periode tertentu. Jika fleksibel, nasabah dapat mengakses polis kapan saja saat membutuhkannya.

Beberapa asuransi pendidikan juga ada yang dilengkapi dengan asuransi kesehatan. Yang umumnya berupa ganti rugi biaya perawatan medis di rumah sakit. Bila merasa perlu, tentu fasilitas ini dapat menjadi pertimbangan. Namun jangan lupa memastikan tujuan utama, yaitu untuk pendidikan, tidak terganggu.

Menurut  perencana keuangan dari Zap Finance, Prita Ghozie, untuk memenuhi biaya pendidikan anak di masa depan, orang tua harus sudah merencanakan dengan matang sejak dini. Langkah pertama, ujarnya, bisa dengan menentukan sekolah yang ingin dituju. Dari situ, kita bisa menghitung perkiraan biaya dengan memasukkan inflasi sebesar 10%-15% per tahun.

“Setelah itu, ada baiknya kita memeriksa kembali tabungan dan investasi yang sudah dimiliki saat ini,” ujar Prita. Dalam memilih, harus disesuaikan antara produk keuangan yang dipilih dengan jangka waktu kebutuhannya. Perlu diingat bahwa masing-masing produk keuangan memiliki karakter dan fungsi yang berbeda.

Selain itu, Prita juga menyarankan untuk membeli proteksi asuransi jiwa murni. Produk ini penting sebagai jaminan apabila kemungkinan terburuk terjadi, yaitu kepala keluarga meninggal sehingga investasi tidak dapat dilanjutkan.

Bagaimanapun, investasi pendidikan, baik tabungan maupun asuransi bukan jaminan semua biaya pendidikan akan terpenuhi dengan lancar. Perlu diingat bahwa semua jenis investasi tersebut menawarkan bunga yang tidak lebih tinggi dari inflasi biaya pendidikan yang berada di kisaran 15%-20%.

Sebagai tambahan, ada baiknya juga menyiapkan investasi lain untuk meningkatkan modal awal investasi. Seperti reksadana saham, yang bisa memberikan imbal hasil investasi hingga 20% per tahun. Tetapi sebelum melakukannya, anda tak boleh lupa hukum paling utama dalam berinvestasi “high risk high return”. Selamat berinvestasi!

 

Sumber: Majalah Warta Ekonomi Nomor 11 Tahun 2014

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: https://wartaekonomi.co.id/author/jafei
Editor: Arif Hatta

Advertisement

Bagikan Artikel: