Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Yang Ingin dan Menolak Jadi Menteri (Bagian I)

Warta Ekonomi -

WE Online, Depok - Pimpinan partai-partai koalisi pendukung presiden/wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla sejak awal menyatakan, tak menentukan syarat apapun untuk mendukung pasangan tersebut dalam Pemilihan Umum Presiden 2014, tetapi tetap saja jabatan menteri dalam kabinet sangat diinginkan.

Jabatan menteri dalam kabinet nampaknya sangat diinginkan banyak partai politik (parpol), elit dan tokoh politik.

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar misalnya, menilai ketua umum partainya sangat layak menjadi menteri dalam kabinet. Alasannya, keberhasilan ketua umum memimpin partai tentu menjamin keberhasilannya menjalankan perannya sebagai menteri dalam kabinet presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

"Tidak hanya layak. Ketua umum parpol sangat layak jadi menteri," kata Marwan dan menambahkan bahwa seorang ketua umum memiliki keunggulan yang tidak dimiliki anggota partai maupun tokoh-tokoh nonpartai karena memiliki pengalaman lebih dalam kepemimpinan, berintegritas, dan basis konstituen yang kuat.

Apalagi menurut dia, kader partai memiliki pengalaman politik yang teruji dalam legislatif maupun eksekutif. "Bisa saja yang jadi menteri itu ketua umum atau anggotanya. Tapi selayaknya memang ketua dulu. Ketua punya peranan luar biasa dalam perjalanan parpol," katanya.

Tetapi, pakar hukum tata negara Margarito tidak sependapat, sebaiknya presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-JK tidak memilih ketua umum partai menjadi menteri dalam kabinet pemerintahannya kelak. "Ketua partai lebih baik fokus untuk membangun partai agar semakin solid dan kokoh." Menurut Margarito, jika ketua partai tidak lagi ditempatkan dalam kabinet sebagaimana halnya dalam kabinet pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mereka harus menerima keputusan tersebut dengan besar hati. "Mereka harus legowo kalau tidak dipilih jadi menteri. Jangan mereka mengaku negarawan, tapi urusan kursi ini mereka tidak legowo. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga menyiapkan sejumlah kader terbaiknya untuk direkomendasikan dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK. Meski di sisi lain Muhaimin mengaku belum ada pembicaraan mengenai susunan kabinet pemerintahan selanjutnya.

Dia yakin PKB memiliki kader potensial yang layak direkomendasikan masuk dalam kabinet pemerintahan. "Kami belum berani mengerucutkan, tapi biarkan mengalir dan kita siapkan 5 sampai 10 orang terbaik. Kami tunduk pada keputusan presiden (Jokowi), karena memang tidak ada jatah menjatah untuk menteri apapun," katanya.

Sementara itu anggota penasihat Tim Kampanye Jokowi-JK, Ryamizard Ryacudu, terang-terangan menyatakan siap menjadi menteri dalam kabinet bentukan Jokowi-JK. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini bahkan mengusulkan agar posisi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Kemanan serta Menteri Pertahanan tetap dijabat oleh purnawirawan TNI.

"Ya, kalau diminta, saya siap membantu pemerintahan selanjutnya," ujar Ryamizard meski dia mengaku hingga kini belum berkomunikasi dengan Jokowi perihal jabatan di pemerintahan. Dia menyerahkan pilihan sepenuhnya kepada Jokowi.

Dia juga tetap berpandangan perlunya kalangan profesional lebih banyak masuk dalam kabinet Jokowi-JK dan berharap hanya sedikit politisi di kabinet itu. Namun, untuk jabatan Menko Polhukam dan Menhan, lebih bagus itu (TNI), karena harus orang yang paling mengerti. Yang lain (sipil) kan bisa menempati posisi yang lain. Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Sutiyoso juga menyatakan tidak menolak amanat untuk membantu presiden terpilih. "Saya siap jika diminta membantu. Kalian yang tahu posisi apa yang cocok untuk saya," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu ketika ditanya wartawan soal posisi yang pantas untuknya.

Sementara itu Ketua PW LP Maarif NU Jawa Timur Profesor Abdul Haris mengusulkan beberapa nama untuk calon menteri agama di kabinet Jokowi-JK. "Kami usulkan Prof Dr KH Ridlwan Nasir MA untuk calon Menag. Beliau mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya dan alumni pesantren," ujarnya.

Pertimbangan lainnya, Ridlwan Nasir selama ini dikenal dekat dengan para ulama di Jatim dan mempunyai komitmen kuat dalam pengembangan pendidikan Islam di Tanah Air bagi pembinaan karakter bangsa. "Saya kira beliau sangat cocok untuk membantu Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla untuk melakukan revolusi mental dalam bidang pendidikan keagamaan." Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjibtaning mengatakan keinginannya untuk bergabung dalam kabinet yang akan dibentuk Jokowi-JK. Ia mengincar posisi jabatan menteri kesehatan. "Saya siap dicalonkan menjadi menteri kesehatan, asal itu pilihan rakyat," katanya.

Untuk sampai ke sana, politisi PDIP itu mengaku punya gebrakan. Yakni mengeksekusi undang-undang yang berkaitan dengan kesehatan secara menyeluruh.(Ant/Illa Kartila) BERSAMBUNG

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: