Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Pemprov Bali Perlu Dorong Sektor Pertanian

Warta Ekonomi -

WE Online, Denpasar - Badan Pusat Statistik menilai Pemerintah Provinsi Bali serta pemkab dan pemkot perlu mendorong pengembangan sektor pertanian sebagai upaya mengimbangi sektor pariwisata yang berkembang pesat.

"Sektor pertanian perlu mendapat perhatian yang lebih serius, karena menyerap sekitar 30 persen dari total tenaga kerja, di samping melestarikan ketahanan pangan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan, sektor pertanian selama semester I-2014 hanya tumbuh 0,50 persen, cenderung melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan semester I-2013. Di balik menurunnya kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Bali salah satunya ditandai terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke lahan bukan sawah.

Panasunan Siregar menambahkan, kondisi demikian menjadikan sektor industri manufaktur menjadi kian penting dan strategis. Lebih-lebih hasil industri dan kerajinan Bali sangat diminati wisatawan sebagai cindera mata pulang ke negaranya. Bahkan pada triwulan I-2013 sektor pertanian di Bali yang tumbuh negatif 2,84 persen, padahal selama 2013 meningkat dua persen.

Pengamat masalah pertanian dari Universitas Udayana Prof Dr wayan Windia dalam kesempatan terpisah menjelaskan, sawah bagi orang Bali telah mendapat pengakuan sebagai "ibu" dari semua sektor pembangunan di Pulau Dewata. Kalau sektor pertanian Bali runtuh, maka kebudayaan Bali akan ikut runtuh, bahkan akhirnya semua sektor pembangunan Pulau Dewata juga akan runtuh.

Menurunnya peran sektor pertanian dalam pembentukan PDRB sebagai akibat investasi yang sangat kecil, yakni hanya sekitar 0,5 persen jauh lebih kecil dibandingkan dengan sektor pariwisata, yang investasinya mencapai 97 persen dari total investasi di Bali.

Sementara itu, pajak bumi dan bangunan (PBB) yang dikenakan untuk sektor pertanian sangat tinggi sehingga mencekik leher dan mematikan petani. Belum lagi sistem irigasi pertanian yang rusak parah, air irigasi penuh polusi (sampah dan plastik), dan sumber airnya diperebutkan oleh semua sektor (pariwisata, dan PDAM).

"Kalau begitu kondisinya, bagaaimana mungkin sektor pertanian bisa tumbuh dan berkembang," tegas Windia. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: