Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BCA: Pertumbuhan Kredit Tepat di Level 13-14 Persen

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Presiden Direktur PT BCA Tbk Jahja Setiaatmadja menilai tepat jika pertumbuhan penyaluran kredit industri perbankan nasional berada pada level 13-14 persen hingga akhir 2014, mengingat masih ketatnya likuiditas perbankan.

Jahja, seusai silaturahim IBI dan Perbanas di Jakarta, Rabu (13/8/2014), mengatakan jika perbankan terus menggenjot pertumbuhan penyaluran kredit seperti arahan sebelumnya pada kisaran 15-17 persen, dikhawatirkan likuiditas kembali sulit di akhir tahun.

"Ya sekarang memang longgar (likuditas), uang juga makin baik, namun kalau perbankan ngotot lagi (mengejar pertumbuhan kredit 15-17 persen), bisa ketat," katanya.

BCA, yang merupakan bank swasta terbesar nasional, kata Jahja, juga masih nyaman dengan pertumbuhan penyaluran kredit sekitar 10 persen.

Di sisi lain, BCA juga belum akan menurunkan suku bunga pinjaman kredit. Saat ini, BCA baru menurunkan suku bunga deposito untuk kelompok nominal terbesarnya yakni di atas Rp25 miliar. Pemangkasan itu dari bunga 9,25 persen menjadi 9 persen.

"Suku bunga kredit belum turun dulu, karena pasti ada jeda waktu. Permasalahannya kami mau membatasi kredit. Kalau suku bunga kredit kami turunkan, nanti permintaan kredit naik lagi," ujar dia.

BCA juga memprediksi Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan di level 7,5 persen.

"Sekarang, BI rate dengan tingkat deposito tidak terlalu jauh. Deposito sekarang sudah menurun, sehingga BI rate juga jadi tetap. Kalau BI rate turun lagi, likuditas ketat lagi," ujarnya.

Penurunan bunga deposito BCA, menurut Jahja, untuk menekan biaya dana (cost of fund) agar tidak membengkak. BCA menurunkan suku bunga deposito untuk simpanan di atas Rp 25 miliar sebesar 25 basis poin (bps).

BCA juga merencanakan akan kembali menurunkan sekitar 25-50 bps pada September untuk nominal deposito yang sama, hingga di level suku bunga 8,75 atau 8,5 persen. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: