Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dahlan Isyaratkan Penggantian Dirut Garuda saat Pemerintahan Baru

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengisyaratkan penggantian Dirut PT Garuda Indonesia (Persero) Emirsyah Satar yang masa tugasnya habis pada Oktober 2014 akan terealisasi setelah terbentuknya susunan kabinet pemerintahan baru.

"Kita sedang dalam persiapan penjaringan calon Dirut Garuda," kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/8/2014).

Menurut Dahlan, masa jabatan Emirsyah Satar masih ada beberapa waktu ke depan, namun pemegang saham harus segera mencari calon penggantinya.

"Pasti akan ada Dirut baru, tunggu saja. Penggantian Emirsyah karena yang bersangkutan sudah menjabat selama dua periode," ujar Dahlan.

Menurut catatan, Emirsyah yang merupakan pria kelahiran Jakarta, 28 Juni 1959 ini menjabat sebagai direktur utama pada perusahaan penerbangan "plat merah" itu sejak tahun 2005. Sebelumnya, pada tahun 2003 ia juga pernah menjabat Direktur Keuangan Garuda.

Seorang sumber di Kementerian BUMN menyebutkan lima nama sedang bersaing untuk menjadi "orang pertama" di Garuda, yaitu Zulkifli Zaini (Komisaris PT PLN yang juga mantan Direktur Utama Bank Mandiri), Kartika Wirdjoatmojo (Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan/LPS). Selanjutnya Elisa Lumbantoruan (mantan Direktur Garuda Indonesia), Elia Massa Manik (Dirut PT Elnusa Tbk, anak usaha Pertamina), dan Rinaldi Firmansyah (mantan Dirut PT Telkom).

Meski begitu, Dahlan tidak bersedia untuk menyebutkan soal figur calon pengganti Emirsyah apakah dari internal atau dari kalangan profesional. Ia hanya menyebutkan calon Dirut Garuda harus berintegritas, tidak korupsi, tidak nepotisme, dan bebas dari intervensi siapa pun, termasuk intervensi dari keluarga.

"Dirut baru harus mengerti keuangan karena di dalam Garuda banyak masalah keuangannya," tegas Dahlan.

Pada semester I 2014 Garuda membukukan rugi bersih 211,7 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2,3 triliun. Kerugian ini membengkak apabila dibandingkan dengan rugi bersih periode sama 2013 sebesar 10,7 juta dolar AS. Salah satu penyebab memburuknya kinerja Garuda adalah rugi selisih kurs yang melonjak tajam menjadi 12,86 juta dolar AS dibandingkan dengan 1,41 juta dolar AS pada semester I 2013.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: