Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

ADB: Perlu Ada Penyesuaian Acuan Garis Kemiskinan Indonesia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ekonom prinsipal Asian Development Bank (ADB) Guanghua Wan menilai acuan garis kemiskinan Indonesia dan juga Asia Pasifik secara umum perlu disesuaikan dengan menggunakan tingkat pengeluaran di bawah 1,51 dolar AS (sekitar Rp 17.600) dari 1,25 dolar AS per orang per hari.

Guanghua Wan mengatakan revisi tingkat garis kemiskinan itu harus disesuaikan karena kenaikan tingkat pengeluaran masyarakat miskin di Asia. Dengan tingkat garis kemiskinan 1,51 dolar AS per orang per hari maka diasumsikan individu yang dianggap miskin adalah yang tingkat pengeluarannya kurang dari 1,51 dolar AS per hari.

"Untuk Asia, garis kemiskinan 1,25 dolar AS terlalu rendah karena data itu dihitung dari 15 negara termiskin di dunia dan dua di antaranya dari Asia. Selain itu, data itu didasarkan pada data konsumsi 1988-2005. Padahal, pola konsumsi berubah seiring waktu," ujar dia dalam pemaparan seminar bertajuk Indikator Kunci dari Pandangan Lebih Dalam mengenai Kemiskinan di Asia yang diselenggarakan di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (21/8/2014).

Selain kenaikan konsumsi, dia mengatakan acuan garis kemiskinan juga harus mempertimbangkan kenaikan harga bahan pokok karena rawannya ketahanan pangan dan juga dampak bencana alam. Dia mengatakan salah satu bahan kajian yang perlu penyesuaian adalah perubahan barang konsumsi masyarakat. Saat ini, dia mencontohkan telepon genggam sudah dianggap sebagai kebutuhan yang tentu berbeda dengan pola konsumsi sembilan tahun lalu.

Berdasarkan data kajian ADB, dengan tingkat pengeluaran 1,51 dolar AS per orang per hari maka jumlah masyarakat miskin di Indonesia naik menjadi 67,16 juta orang pada 2010 apabila dibandingkan saat menggunakan acuan 1,25 dolar AS yang sebesar 43 juta orang.

Jumlah masyarakat miskin di Indonesia itu paling kecil jika dibandingkan dua negara raksasa Asia, Tiongkok dan India. Menurut ADB, jumlah masyarakat miskin India sebesar 220 juta jiwa dan Tiongkok sebesar 220 juta jiwa. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: