Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kabinet Dalam Format NKRI

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Stuktur dan karakter kabinet yang akan dipimpin presiden terpilih Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla menjadi salah satu wacana politik terhangat dalam pekan-pekan ke depan.

Kalangan elit Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) sebagai pengusung Jokowi ke kursi kepresidenan sendiri dalam berbagai kesempatan memberi sinyal bahwa kabinet yang hendak dibangun adalah yang profesional dan bukan kabinet berdasarkan transaksi koalisi partai politik.

Itu sebabnya PDI-P jauh-jauh hari mengajukan syarat bahwa partai politik yang berkolasi dengan pihaknya harus menerima satu syarat: koalisi tanpa syarat.

Telah banyak masukan dari berbagai pihak dalam upaya Jokowi menyusun format kabinet yang akan dipimpinnya bersama Jusuf Kalla. Salah satu masukan yang cukup santer dan bermakna adalah perlunya perampingan dan penggabungan beberapa kementerian.

Kabinet yang ramping dan efisien, demikian pendapat pengusul format kabinet Jokowi-Kalla, akan mendorong laju pembangunan lebih cepat dan dinamis. Dan tak kalah pentingnya adalah bahwa kabinet yang efisien itu ditopang oleh menteri-menteri yang ahli dan bukan semata-mata punya kekuatan politik.

Pengamat politik Airlangga Pribadi dari FISIP Universitas Airlangga Surabaya mengingatkan soal bahaya kabinet yang disusun berdasarkan transaksi politik.

Menurut dia, bila Jokowi-Kalla tak konsisten dan mengakomodasi semua kepentingan parpol pendukung koalisi, kabinet pimpinan Jokowi-Kalla akan tersandera sebagaimana yang terjadi pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Airlangga mengatakan Jokowi harus tegas dengan memilih menteri-menteri yang profesional, jujur, tidak berkepentingan memperkaya diri dan kelompok serta mau bekerja untuk kepentingan rakyat.

Hal senada juga dikemukakan Yuddy Chrisnandi, elit Partai Hati Nurani Rakyat yang juga memperkuat koalisi pendukung presiden terpilih Jokowi-Kalla. Menurut Yuddy, Jokowi diharapkan dapat mewujudkan cabinet kerja yang diisi para tokoh profesional, mampu, punya rekam jejak dan latar belakang akademis serta berintegritas bersih.

Tampaknya, masih ada satu hal yang perlu dipertimbangkan Jokowi-Kalla ketika menyusun kabinet mendatang. Satu hal ini tentu fundamental dalam kerangka keutuhan dan kesatuan politis, yakni watak dan format NKRI harus tercermin dalam kabinet Jokowi-Kalla, yang implementasinya dalam wujud keterwakilan geografis, etnis dan keimanan.

Tak bisa diingkari bahwa Indonesia ini dihidupi dan dihidupkan oleh keragaman budaya, etnis, golongan dan keimanan yang memperkaya khazanah keindonesiaan. Itu sebabnya, dalam pemerintahan sebelumnya, wakil-wakil dari kelompok etnis, golongan dan keimanan terakomodasi. Selalu ada orang Indonesia keturunan Arab dan Tionghoa yang menjadi menteri dalam pemerintahan sebelumnya. Selalu ada putra-putri daerah dengan indentitas etnisitas yang beragam yang memimpin kementerian. Putra atau putri dari Papua atau suku yang lain jangan sampai terlupakan dalam kabinet yang berformat NKRI itu.

Jangan sampai watak keindonesiaan yang demikian akan ditinggalkan hanya semata-mata demi profesionalisme pemerintahan Jokowi-Kalla. Mengakomodasi kepentingan keindonesiaan yang lebih besar merupakan bagian dari napas dan prinsip keadilan dalam laku politik.

Jika diingat bahwa banyak atlet yang berprestasi di masa lalu dari tanah Papua, alangkah eloknya Jokowi-Kalla juga mulai mempertimbangkan mereka untuk menjadi sosok yang menempati kursi kementerian pemuda dan olahraga. Ini pun sesungguhnya masih dapat dipahami sebagai pilihan yang berdasarkan profesionalisme.

Di tanah Papua juga banyak aktivis kompeten yang membela hak-hak ekonomi warga setempat yang terpinggirkan, yang berjuang untuk menegakkan keadilan ekonomi. Pada kalangan inilah lampu sorot bisa diarahkan oleh Jokowi-Kalla, untuk menemukan sosok yang bisa diberi kepercayaan untuk berkerja dalam skala nasional.

Untuk menemukan sosok yang akan melengkapi keterwakilan orang Indonesia keturunan Arab bagi Jokowi-Kalla jelas paling gampang. Anies Baswedan, pastilah orangnya. Memilih Anies menjadi salah satu menteri dapat memenuhi syarat profesionalisme, berlatar belakang akademis yang kuat dan mau bekerja untuk rakyat.

Pilihan untuk orang Indonesia dari keturunan Tionghoa bagi Jokowi-Kalla juga tak sulit karena tokoh-tokoh dengan kategori demikian melimpah. Banyak di antara mereka yang profesional, berlatar belakang akademis, jujur dan mau bekerja keras untuk kepentingan rakyat. Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, yang kini menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta adalah prototipe-nya.

Tak perlulah mengusung Ahok jadi menteri sebab masih banyak orang Indonesia keturunan Tionghoa yang sekaliber Wakil Gubernur DKI Jakarta yang akan menggantikan atasannya untuk menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta itu.

Menteri dengan karakter yang bagaimanakah yang pantas membantu Jokowi-Kalla tampaknya tak sulit untuk dijawab. Karena selama ini Jokowi terkenal sebagai sosok pejabat yang gigih turun ke lapangan untuk melihat persoalan rakyat, tentu menteri yang sekarakter dirinyalah yang pantas membantunya.

Dalam bahasa FX Hadi Rudyatmo, mantan wakil Jokowi saat menjadi Walikota Surakarta, menteri yang dapat menopang kerja presiden terpilih Jokowi adalah menteri yang mau melayani rakyat. Kata kuncinya adalah pelayanan, bukan minta dilayani, katanya.

Tentu dengan gaya kepemimpinannya selama ini, Jokowi akan menjadi teladan yang gamblang dalam memimpin sekaligus melayani. Pelayanan adalah bagian dari filosofi pemerintahan yang akan dipimpin Jokowi-Kalla, kata Hadi Rudyatmo saat berbincang bersama wartawan dan redaktur di Wisma Antara di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dengan filosofi demikian, rakyat Indonesia diharapkan merasa terlayani oleh para pemimpin mereka. Rakyat yang merasa terlayani tentu akan meningkatkan indeks kebahagiaan dalam pembangunan manusia di Indonesia.

Dengan watak kabinet yang berada dalam format NKRI, seluruh rakyat dari ujung Pulau Sumatera hingga ujung terluar tanah Papua akan merasa terlayani oleh presiden dan menteri-menteri yang bekerja untuk mereka. (Ant/M Sunyoto)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: