Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Turun Karena Kekhawatiran Kelebihan Pasokan

Warta Ekonomi -

WE Online, New York - Harga minyak dunia turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB, 23/8/2014), karena investor fokus pada prospek bahwa pasokan minyak telah terlalu banyak di tengah melemahnya permintaan di pasar global.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, mengakhiri perdagangan di 93,65 dolar AS per barel, turun 31 sen dari penutupan Kamis.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, kontrak berjangka utama Eropa, turun 34 sen menjadi menetap di 102,29 dolar AS per barel di perdagangan London.

"Pasar sedang memandang pada pandangannya tentang kemungkinan telah terlalu banyak minyak, dan permintaan telah disesuaikan turun oleh IEA," kata Bart Melek dari TD Securities.

"Ini adalah apa yang telah mendorong pasar sepanjang minggu ini, termasuk hari ini." Badan Energi Internasional (IEA), dalam laporan terbaru pasar minyak, menurunkan proyeksinya untuk permintaan minyak mentah pada 2014 dan 2015, mengutip lambatnya pertumbuhan ekonomi global.

IEA menyebutkan penurunan "tajam mengejutkan" permintaan minyak di negara-negara maju dan menggambarkan pasar secara umum dibanjiri dengan pasokan.

Commerzbank pada Jumat menyoroti dampak meningkatnya produksi minyak di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar dunia, terhadap pasar minyak, dimana data menunjukkan pertumbuhannya secara moderat meningkat.

"Produksi minyak bulan lalu mencapai tingkat Juli tertinggi dalam 28 tahun, yang berarti bahwa impor minyak menurun ke tingkat Juli terendah dalam 19 tahun meskipun permintaan meningkat," kata bank Jerman dalam sebuah catatan penelitian.

Impor produk minyak AS jatuh ke posisi terendah 33-tahun meskipun permintaan distilat mencapai tertinggi dalam tujuh tahun, menggambarkan dampak peningkatan produksi minyak serpih di pasar AS, kata Commerzbank.

"Selain itu, ada juga dampak nyata pada pasar internasional, namun demikian, karena minyak itu tidak lagi diimpor ke AS sehingga membanjiri pasar dunia dan menghasilkan tekanan pada harga di sana." JP Morgan Securities mencatat bahwa harga Brent tertekan karena siklus musiman pemeliharaan kilang.

"Dengan pemeliharaan kilang musim gugur cepat mendekat, pasar minyak mentah Brent North Sea sekarang mungkin menghadapi periode panjang faktor-faktor tidak mendukung yang mungkin membebani harga," kata bank AS dalam sebuah catatan penelitian.

"Brent tidak mungkin mengumpulkan kecepatan sampai awal Oktober. Kilang-kilang Eropa tidak secara agresif membeli grade North Sea; pemeliharaan kilang adalah untuk meningkatkan produksi; dan pasokan Libya berjalan di depan harapan." Harga minyak mentah juga tertekan oleh melemahnya data manufaktur Tiongkok pada Agustus. Sektor manufaktur Tiongkok merosot menjadi 50,3 pada Agustus, turun dari 51,7 pada Juli, terendah selama tiga minggu, kelompok perbankan HSBC mengatakan Kamis.

Harga minyak juga turun karena para pedagang mengambil keuntungan dari kenaikan hari sebelumnya. Harga minyak naik pada Kamis, setelah serangkaian data ekonomi kuat dari Amerika Serikat membuat pasar mengharapkan permintaan minyak mentah dari konsumen minyak utama itu akan lebih kuat.

Selain itu, harga minyak mentah mundur karena AS mendekati akhir puncak musim mengemudi, yang berlangsung hingga Hari Buruh, 1 September tahun ini.

Sementara itu pidato Janet Yellen yang diawasi ketat sebagian besar sejalan dengan ekspektasi. Ketua Federal Reserve mengatakan masih ada perlambatan di pasar tenaga kerja sekalipun setelah kenaikan yang dibuat selama lima tahun pemulihan ekonomi. (Ant)

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: