Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

ABB Hadirkan Tipe RCCB F200 dan FH200 di Indonesia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - ABB yang merupakan perusahaan di bidang energi dan teknologi otomatisasi ini mengumumkan kehadiran produk residual current operated circuit breaker (RCCB) terbaru mereka di Indonesia, yaitu ABB tipe F200 dan ABB FH200. Berkat inovasinya kedua produk tersebut mampu memberikan perlindungan optimal bagi anggota sebuah hunian atau lokasi kerja dari musibah yang diakibatkan oleh serangan arus listrik.

Direktur PT ABB Sakti Industri Dodon Ramlie mengatakan ABB dengan pengalaman panjang selama 120 tahun dan kepemimpinannya di bisnis energi telah melahirkan berbagai inovasi yang secara signifikan mampu memberikan kontribusi terhadap terwujudnya efisiensi dan efektivitas penggunaan energi bagi dunia usaha, transportasi, hingga bangunan atau hunian.

"Keberadaan kami yang terus berada di posisi terdepan di industri adalah berkat pemahaman yang tinggi terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan energi, dari sumber daya, teknologi hingga kebutuhan serta tantangan-tantangan yang sangat dinamis. Kekuatan inilah yang mendorong ABB terus mampu menciptakan inovasi tanpa henti, seperti hari ini kami memperkenalkan RCCB terbaru, ABB tipe F200 dan FH200, sebagai solusi protektif yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas," katanya dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis (28/8/2014).

ABB tipe F200 dan FH200 merupakan perangkat pemutus arus residual atau residual current breaker yang dilengkapi dengan mekanisme zero current transformer (ZCT) dan kemampuan untuk memutus arus listrik serta memiliki sensitivitas tinggi untuk mendeteksi dan memutus arus bocor.

Sementara itu, Product Marketing Manager Enclosures and DIN Rails Products ABB Indonesia Made Arsana mengatakan bahwa di dalam sebuah hunian yang telah terinstalasi dengan aliran listrik dan dilengkapi dengan berbagai perangkat elektronik, potensi terhadap terjadinya kontak listrik secara langsung dengan penghuninya sangat besar dan itu sering terjadi tanpa disadari.

"Untuk itu, perlu adanya alat yang memiliki sensitivitas tinggi dalam mendeteksi terjadinya kontak langsung pengguna dengan arus listrik akibat adanya bocoran arus pada penyuplai daya, korsleting, atau terjadinya arus pendek sehingga potensi musibah yang dapat membahayakan fisik, jiwa, dan material dapat dihindarkan," kata Made.

Made menjelaskan ABB tipe FH200 memiliki sensitivitas tinggi (30 mA) dalam mendeteksi adanya arus bocor pada penyuplai daya di rumahan dan mendorong adanya pemutusan arus listrik secara cepat guna melakukan proteksi. Keunggulan ini menjadikan tipe FH200 dapat diandalkan sebagai pelindung keluarga dari kemungkinan terjadinya koneksi langsung dengan arus listrik akibat adanya kebocoran penyuplai daya yang berpotensi untuk mengancam keselamatan jiwa. Bahkan, tambah Made, jika kebocoran tersebut berlangsung lama dan terus-menerus maka berpotensi pula menimbulkan kebakaran.

"Di Indonesia sendiri musibah kebakaran yang diakibatkan oleh arus pendek masih sangat tinggi. Tahun 2013 dan 2014 persentasenya mencapai lebih dari 70 persen," tuturnya.

Potensi-potensi yang membahayakan keselamatan jiwa dan materi juga muncul di sektor bisnis. Mempertimbangkan kapasitas kebutuhan arus listrik yang lebih besar (80, 100, dan 125 A) di industri, ABB menawarkan tipe F200 sebagai solusi untuk dunia industri. Serupa dengan tipe FH200 yang diperuntukkan bagi pemukiman, tipe F200 juga memiliki sensitivitas tinggi dalam mendeteksi terjadinya kebocoran-kebocoran penyuplai daya di pabrik-pabrik yang penuh dengan mesin atau lokasi tempat produksi.

Dengan kemampuan ini dunia bisnis dapat meminimalisasi dampak-dampak buruk yang berpotensi muncul akibat arus bocor, seperti ancaman terhadap keselamatan jiwa para pekerja, kerusakan mesin-mesin, hingga kebakaran bangunan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: