Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Petani Sawit Belum Terpengaruh Anjloknya Harga CPO

Warta Ekonomi -

WE Online, Pekanbaru - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau menyatakan bahwa secara umum para petani kelapa sawit di Riau belum terpengaruh dengan anjloknya harga jual minyak sawit mentah (CPO) di pasar internasional yang terjadi sejak akhir tahun 2013.

"Jika ada daerah yang mengalami penurunan harga tandan buah segar (TBS) sawit, hal itu hanya bersifat kasuistik saja. Artinya, tidak semua daerah di Riau mengalaminya," kata Peneliti Ekonomi Madya BI Perwakilan Provinsi Riau Muhammad Abdul Majid Ikram di Pekanbaru, Kamis (28/8/2014).

Menurutnya, para pengusaha sektor pengolahan kelapa sawit khususnya menjadi CPO berada di provinsi tersebut, masih mendapatkan margin sebelum minyak sawit mentah dijual kepada ekspotir atau diekspor pasar internasional. Saat ini harga jual CPO di pasar internasional masih sekitar 700 dolar AS per metrik ton atau masih cukup bagus bagi ekportir dan pengusaha yang mengolah bahan baku kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah dengan biaya produksi di dalam negeri sekitar 330 dolar AS per metrik ton.

"Jadi, pada saat harga internasional turun, mungkin si pengusaha atau ekspotir belum terlalu menekan harga di tingkat petani kelapa sawit. Tapi, mereka ingin mempertahankan keuntungan yang didapat dengan mengurangi produksi CPO," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan pengusaha baru mulai menurunkan keuntungan sedikit dengan melakukan penurunan harga pembelian di tingkat petani kelapa sawit karena mereka harus menjaga petani kelapa sawit agar jangan sampai menderita kerugian yang jauh lebih besar.

"Namun, yang kita takutkan adalah kalau harga CPO terus turun mendekati 400 dolar AS per metrik ton. Kalau sudah begitu, bisa saja nanti pengusaha turunkan biaya produksi dan sekaligus menurunkan harga bahan baku yang diambil dari petani sawit," ucap Majid.

Pada pekan lalu harga TBS sawit di beberapa kecamatan yang berada di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, sempat anjlok yang menyentuh harga Rp 600 per kilogram sehingga membuat para petani kelapa sawit enggan untuk memanen hasil kebunnya tersebut. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: