Kemendag: Realisasi Impor Gula Mentah 2,053 Juta Ton

WE Online, Jakarta - Kementerian Perdagangan mencatat bahwa realisasi impor gula mentah atau raw sugar hingga Agustus 2014 mencapai 2,053 juta ton, dari alokasi pada tahun ini sebesar 2,8 juta ton.

"Realisasi untuk gula mentah sebesar 2,053 juta ton," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Partogi Pangaribuan, saat berdiskusi dengan wartawan di Jakarta, Jumat.

Partogi menjelaskan realisasi impor gula mentah sudah mencapai 73,3 persen hingga 23 Agustus 2014 dari kuota impor gula mentah yang diberikan sebesar 2,8 juta ton sementara total izin yang sudah dikeluarkan sebesar 2,67 juta ton.

"Pemberian izin tahun 2014 sangat ketat, biasanya langsung diberikan," kata Partogi.

Partogi mengatakan, untuk sisa kuota impor gula mentah pada tahun 2014 tinggal 133,6 ribu ton, di mana hingga saat ini izin masih belum dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan.

"Sisanya 133,6 ribu ton, tapi belum kita kasih izinnya," ujar Partogi.

Dari izin importasi gula yang sudah diberikan Kementerian Perdagangan sebanyak 2,67 juta ton tersebut, baru 2,053 juta ton yang terealisasi. Dari izin 2,67 juta ton tersebut, izin untuk impor 502.000 ton baru saja dikeluarkan pada akhir Juli 2014 lalu.

Disamping memberikan izin impor gula mentah untuk industri rafinasi, Kementerian Perdagangan juga memberikan izin impor gula kristal putih (GKP) kepada Bulog, di mana dari total izin yang diberikan sebesar 328.000 ton hanya terealisasi 21.600 ton.

Untuk industri makanan dan minuman tujuan ekspor, kawasan berikat serta jenis khusus sebanyak 62.000 ton, dan hingga 23 Agustus, angka realisasi masih sekitar 67 persen atau sekitar 42.000 ton. Sementara gula mentah bagi industri penyedap rasa atau MSG, izin diberikan sebanyak 195.000 ton, dan realisasi masih 49 persen atau sekitar 95.000 ton.

Sementara itu impor gula mentah untuk commissioning pabrik, izin diberikan sebanyak 158.000 ton, dan izin impor gula mentah untuk (PG) idle capacity, Kemendag memberikan izin sebanyak 50.000 ton bagi PG Gorontalo. (Ant)