Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN: 86 Persen Pelanggan Listrik Tak Alami Kenaikan Tarif di Jatim

Warta Ekonomi -

WE Online, Surabaya - PT PLN (Persero) Distribusi Jatim menyatakan sebanyak 86 persen pelanggan listrik dari total pelanggan golongan rumah tangga (R1) sebanyak 8.563.048 pelanggan tak mengalami kenaikan tarif listrik per 1 September mendatang.

"Pelanggan tersebut adalah mereka yang selama ini menggunakan daya antara 450-900 VA," kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Area Distribusi Jatim, Arkad Matulu di Surabaya, Sabtu.

Menurut dia, pemerintah telah menetapkan untuk kembali menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) pada bulan September 2014 berdasarkan Peraturan Menteri ESDM RI Nomor 19/2014 tanggal 30 Juni 2014.

"Ketentuan itu menyatakan bahwa kenaikan akan diberlakukan setiap dua bulan sekali hingga tarif akan mencapai harga keekonomian pada akhir 2014," ujarnya.

Kenaikan tarif itu, jelas dia, berlaku untuk golongan tarif Rumah Tangga dengan daya 1.300 VA, 2.200 VA, 3.500 VA hingga 5.500 VA. Selain itu, untuk golongan tarif bisnis 2 (B-2) dengan daya 6.600 VA hingga 200 kVA dan golongan bisnis 3 (B-3) dengan daya di atas 200 kVA.

"Revisi TTL ini juga diberlakukan untuk industri non-go public dengan daya di atas 200 kVA dan golongan tarif pemerintah di atas 200 kVA," tuturnya.

Ia menyebutkan, kenaikan tarif untuk R1 dengan daya 1.300 VA yakni dari tarif Rp1.090 per kWh menjadi Rp1.214 per kWh, R2 daya 2.200 VA dari tarif Rp1.109 per kWh menjadi Rp1.224 per kWh.

"Lalu, R2 dengan daya 3.500 VA hingga 5.500 VA dari tarif Rp1.200 per kWh menjadi Rp1.279 per kWh," ucapnya.

Di sisi lain, tambah dia, memang ada beberapa golongan pelanggan bisnis dan industri yang tidak mengalami kenaikan yaitu golongan bisnis dan industri kecil dengan daya di bawah 6.600 VA. Kemudian, pelanggan industri kecil dengan daya di bawah 200 kVA.

"Upaya tersebut mampu mendorong pertumbuhan kinerja mereka, sehingga bisa bersaing di pasar internasional," tukasnya.

Oleh sebab itu, harap dia, kalangan tersebut harus mendapat dorongan dari perusahaan. Misalnya, dengan memberikan insentif berupa tarif listrik yang murah. Dengan begitu, biaya produksi rendah dan mereka bisa bersaing di pasaran.

"Sementara golongan rumah tangga dengan daya di atas 900 VA memang jadi sasaran kenaikan tarif listrik. Tujuannya, agar mereka tidak semakin konsumtif," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: