Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar: Harus Ada Bahan Bakar Alternatif Murah

Warta Ekonomi -

WE Online, Manado - Pakar Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Agus T Poputra kembali menegaskan harus ada bahan bakar alternatif murah jika BBM bersubsidi akan dinaikkan atau dihapus.

"BBM subsidi boleh dihapus, tapi harus ada dibuat bahan bakar alternatif yang cukup murah karena berat bagi rakyat jika langsung dihapus sekaligus," kata Agus di Manado, Selasa (2/9/2014).

Masyarakat menengah ke bawah, katanya, akan kesulitan jika BBM bersubsidi langsung dihapus. Jadi, perlu ada alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan warga. Memang, kalau melihat realisasi subsidi BBM sampai juni 2014, kata Agus, sudah hampir 49 persen. Itu belum termasuk pemakaian Lebaran barusan dan akhir tahun nanti.

Kemungkinan pemakaian subsidi melebihi kuota, katanya, dalam jangka pendek kenaikan harga satu-satunya cara untuk mencegah hal tersebut seandainya DPR menolak menambah kuota. Seandainya dibuat pembatasan seperti baru-baru ini bisa menimbulkan gejolak di masyarakat. Tapi, katanya, ke depan perlu dilakukan pengembangan energi alternatif dan regulasi sektor otomotif agar lebih banyak memproduksi kendaraan dengan bahan bakar non-BBM.

Sementara itu, Customer Relation Pertamina MOR VII Ibnu Adiwena mengatakan bahwa saat ini Pertamina sedang melakukan normalisasi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Normalisasi ini mulai dilakukan awal minggu ketiga Agustus 2014," kata Ibnu.

Langkah ini ditempuh setelah banyak terjadi antrean pembelian BBM bersubsidi di sejumlah daerah sehingga Pertamina memutuskan untuk menyalurkan lagi.

"Dengan mencermati perkembangan situasi yang terjadi di masyarakat, mulai pekan ini Pertamina memutuskan untuk melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi, baik untuk premium maupun solar," kata Ibnu.

Namun demikian, kata Ibnu, penyaluran tetap akan dilakukan secara terukur dan terarah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

"Penyaluran BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan normalisasi untuk memulihkan situasi," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: