Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemendag: Ekspor-Impor Bulan Juli 2014 Melemah

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Aktivitas perdagangan selama bulan Juli 2014 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kegiatan bongkar muat di pelabuhan akibat menghadapi bulan puasa dan Idul Fitri. Kondisi tersebut terlihat dari kinerja perdagangan, ekspor, dan impor, di bulan Juli 2014 yang mengalami pelemahan. Kinerja ekspor Juli 2014 menurun sebesar 8% (MoM) menjadi USD 14,2 miliar, sementara impor turun sebesar10,5% menjadi USD 14,1 miliar.

"Kinerja ekspor impor tersebut mengikuti pola tahun-tahun sebelumnya, terutama dalam menghadapi bulan puasa dan Idul Fitri cenderung mengalami penurunan," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (3/9/2014).

Dengan kinerja ekspor-impor tersebut, neraca perdagangan bulan Juli 2014 mengalami surplus sebesar USD 123,7 juta, terdiri dari surplus nonmigas sebesar USD 1,7 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar USD 1,6 miliar. Kondisi ini lebih baik dibanding tahun lalu, yakni pada bulan Juli 2013 neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 2,3 miliar.

"Surplus neraca perdagangan nonmigas di bulan Juli 2014 terutama dipicu oleh penurunan impor nonmigas sebesar 19,5% akibat turunnya impor barang konsumsi yang mencapai 27,3%, sementara ekspor hanya turun sebesar 7,9% dari bulan sebelumnya," kata Wamendag.

Lebih lanjut, Mendag menjelaskan negara mitra dagang yang menyumbang surplus nonmigas terbesar pada bulan Juli 2014 adalah India, Amerika Serikat, Filipina, Belanda, dan Pakistan. Kelima negara mitra dagang tersebut menyumbang surplus sebesar USD 2,2miliar.

"Perdagangan dengan India dan Amerika Serikat menyumbang surplus nonmigas terbesar," ungkap Wamendag.

Sementara perdagangan nonmigas dengan Jepang, Korea Selatan, Thailand, RRT, dan Argentina menyebabkan defisit terbesar. Secara total defisit neraca perdagangan nonmigas dengan lima negara tersebut mencapai USD 1,7 miliar. Secara kumulatif, neraca perdagangan selama Januari-Juli 2014 defisit USD 1 miliar lebih baik dibanding periode yang sama di 2013 yang mengalami defisit USD 5,6 miliar. Defisit neraca perdagangan tersebut dipicu oleh surplus nonmigas sebesar USD 6,7 miliar dan defisit migas sebesar USD 7,7 miliar.

Kinerja ekspor Juli 2014 menurun sebesar 8,0% (MoM) menjadi USD 14,2 miliar yang disebabkan oleh turunnya ekspor migas sebesar 8,6% menjadi USD 2,5 miliar dan turunnya ekspor nonmigas sebesar 7,9% menjadi USD 11,6 miliar. Penurunan ekspor nonmigas dipicu oleh melemahnya ekspor seluruh sektor, kecuali pertambangan yang sedikit meningkat sebesar 0,7% dengan mencatat nilai sebesar USD 1,8 miliar. Walaupun secara keseluruhan ekspor Juli mengalami penurunan, namun terdapat beberapa komoditas yang mengalami peningkatan, antara lain besi dan baja; serta bijih, kerak, dan abu logam masing-masing sebesar 89% dan 72,1% (MoM).

Mitra dagang tujuan ekspor Indonesia yang meningkat di bulan Juli 2014 merupakan negara-negara kelompok emerging market seperti Tanzania (tumbuh 195,7%, MoM), Ukraina (133,4%, MoM), Peru (116,2%, MoM), dan Srilanka (42,2%, MoM). Selama Januari-Juli 2014 nilai ekspor mencapai USD 103,0 miliar yang mengalami penurunan sebesar 3,0% YoY, terdiri dari ekspor migas sebesar USD 18,2 miliar (turun 2,0%) dan ekspor nonmigas USD 84,8 miliar (turun 3,2%).

Kemudian total impor bulan Juli 2014 sebesar USD 14,1 miliar atau mengalami penurunan 10,5% (MoM). Penurunan impor tersebut dipicu oleh merosotnya impor nonmigas sebesar 19,5% (MoM) dan impor migas naik 22,4% akibat naiknya impor di semua jenis produk migas terutama impor gas yang naik 58,4% (MoM). Meskipun demikian, barang impor kita masih didominasi oleh bahan baku/penolong dan barang modal yang masing-masing memiliki pangsa 78,9% dan 15,2%.

Impor bahan baku/penolong, barang modal, maupun barang konsumsi mengalami penurunan masing-masing sebesar 7,2%, 18,0%, dan 27,3% di bulan Juli 2014. Secara kumulatif, impor Januari-Juli 2014 masih tetap didominasi bahan baku/penolong (76,8%), meskipun mengalami penurunan sebesar 6,2%. Pangsa impor barang modal pengalami penurunan di periode yang sama menjadi 16,3% dan mengalami penurunan pertumbuhan terbesar dibanding yang lainnya, yakni sebesar 10,0% (YoY).

Pangsa impor barang konsumsi di Januari-Juli 2014 mengalami penurunan menjadi 6,9% dan nilai impornya mengalami penurunan sebesar 8,5% (YoY).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: