Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP: Tantangan Besar Perikanan Kurangnya Dukungan Logistik

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan tantangan besar yang dihadapi dalam mengembangkan aktivitas perekonomian di sektor kelautan dan perikanan adalah kurangnya dukungan logistik.

"Salah satu tantangan besar yang kita hadapi dalam pemanfaatan sumber daya kelautan khususnya perikanan adalah kurangnya dukungan logistik berupa ruang pendingin (cold storage) dan ruang pembekuan serta transportasi laut," kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP Saut Hutagalung di Jakarta, Jumat (5/9/2014).

Menurut Saut, beragam hal tersebut sedang dan akan dikembangkan dengan sistem logistik ikan nasional (SLIN) sebagai pelaksanaan sistem logistik nasional (Sislognas) sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 26/2012 di bidang kelautan dan perikanan. Ia mengungkapkan bahwa pada periode 2012-2013 sudah dibangun 54 ruang pendingin berkapasitas 30-1.500 ton, terutama di pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.

Sedangkan, beberapa ruang pendingin, ujar dia, dibangun juga di Kalimantan, Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua yang dibiayai oleh KKP dan pemerintah provinsi/kabupaten/kota. Selain itu, lanjutnya, cukup banyak lagi yang dibangun swasta dengan kapasitas besar 10.000-15.000 ton.

"Tahun 2014 SLIN koridor Sultra-Jatim-DKI Jakarta akan dimantapkan. Cold storage yang dibangun 300 ton di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari, 400 ton di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Lamongan, dan 1.500 ton di PPS Nizam Zachman Jakarta saat ini dalam persiapan peresmian yang direncanakan September 2014," kata Saut.

Dirjen Kelautan dan Perikanan KKP memaparkan bahwa secara keseluruhan pada tahun 2014 direncanakan pembangunan sebanyak 21 ruang pendingin dan beberapa ruang pembekuan.

Sebelumnya, Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Angkatan 49 Boedhi Setiadjid mendukung pengembangan program tol laut yang dinilai bakal menekan biaya logistik serta menurunkan disparitas harga antarwilayah.

"Realisasi tol laut dapat menurunkan biaya logistik dan diharapkan stabilitas harga barang maupun komoditas antardaerah bisa terjaga sehingga disparitas harganya tidak terlalu tinggi antara wilayah satu dengan lainnya," kata Boedhi.

Ia mengingatkan sarana transportasi laut yang solid sangat dibutuhkan bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang secara geografis didominasi oleh unsur air dan kelautan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: