Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Harapkan BBM Naik Sebelum Kenaikan 'Fed Fund Rate'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengharapkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dapat naik sebelum Bank Sentral Amerika The Fed mulai menaikkan suku bunga (fed fund rate) yang diperkirakan terjadi pada pertengahan 2015.

"Sebaiknya kalau bisa dilakukan pada Q4 (triwulan IV-2014) akan sangat baik, tapi kalau bisa jangan lewat dari Februari," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (12/9/2014).

Mirza menuturkan bahwa semakin cepat kenaikan harga BBM dilakukan maka akan lebih baik. Ia menilai kenaikan harga BBM tersebut menunjukkan iktikad kuat dari pemerintah untuk melakukan reformasi struktural dengan lebih awal.

Menurut Mirza, menaikkan harga BBM merupakan opsi yang tepat untuk mengatasi masalah defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan. Jika kebijakan kenaikan harga BBM terus ditunda-tunda maka efek inflasinya juga akan tertunda sehingga kebijakan moneter ketat juga akan terus dilakukan oleh BI.

"Misalnya, kenaikan BBM sekarang. Nanti kan penurunan inflasinya akan lebih cepat. Katakan, inflasi turun beberapa bulan setelah kenaikan, tapi kan semakin tertunda kenaikan inflasinya tertunda kebijakan ekonomi moneternya akan masih terus kan," ujar Mirza.

Mirza juga berharap kenaikan harga BBM bersubsidi sebaiknya dilakukan sekali dan dengan harga tinggi dibandingkan naik gradual dengan harga rendah.

"Kalau BBM naik Rp 1000 per liter itu kan tetap saja terjadi inflasi, tapi mengatasi defisit anggaran untuk tahun anggaran 2015 dan defisit transaksi berjalan 2015 kan lebih kecil. Minyaknya kan? Sehingga nanti 2015 perlu dinaikin lagi Rp 2.000 per liter. Ya lebih baik langsung dinaikkan sekali Rp 3.000 per liter," kata Mirza.

Ia meyakini defisit transaksi berjalan akan lebih positif apabila harga BBM bersubsidi dinaikkan atau dengan kata lain berkurangnya jumlah impor BBM yang selama ini membebani APBN. Terkait dengan dampak kenaikan harga BBM terhadap laju inflasi, ia memperkirakan kenaikan harga Rp 3.000 per liter akan menyebabkan inflasi naik sekitar 2,5-3 persen. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: