Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Sumut Masuk Daftar Penentu Pertumbuhan Ekonomi

Warta Ekonomi -

WE Online, Medan - Bank Indonesia menyatakan bahwa Sumatera Utara termasuk menjadi penentu pertumbuhan ekonomi nasional.

"Secara nasional, pertumbuhan ekonomi Sumut berada pada peringkat ke tujuh, sementara di Sumatera pada posisi ke dua," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Wilayah IX (Sumut-Aceh) Difi A Johansyah di Medan, Sabtu (13/9/2014).

Sepuluh provinsi yang memiliki kontribusi besar pada Produk Domestik Regional Bruto nasional antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Riau dan Sumut.

Sumut semakin memiliki peran penting dengan fakta yang menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah itu di atas angka nasional. Walaupun, kata dia, akibat krisis global, pertumbuhan ekonomi Sumut pada semester I tahun ini mengalami perlambatan. Semester I 2014, pertumbuhan ekonomi Sumut hanya 5,54 persen dibandingkan periode sama 2013 yang sudah 6,13 persen.

"Meski melambat, pencapaian pertumbuhan ekonomi Sumut semester I masih di atas angka nasional yang sebesar 5,17 persen," katanya.

Menurut Difi, ada tiga sektor utama penggerak pertumbuhan ekonomi di Sumut yakni pertanian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.

"Jadi, ketiga sektor itu harus mendapat perhatian besar dari Pemerintah," katanya.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Ateng Hartono menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Sumut yang melambat dampak krisis ekonomi yang masih dirasakan dimana antara lain membuat ekspor turun.

Adapun pertumbuhan ekonomi di semester I terjadi pada semua sektor ekonomi dengan tertinggi atau 8,16 persen di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Kemudian disusul sektor jasa-jasa 7,90 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 6,42 persen serta sektor listrik, gas dan air bersih 6,17 persen.

Sementara industri pengolahan 5,67 persen, sektor bangunan 5,38 persen, pengangkutan dan komunikasi 4,72 persen dan pertambangan dan penggalian 4,08 persen. Pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertanian yaitu 3,14 persen.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumut dipengaruhi banyak faktor. Selain dampak ekspor yang menurun, juga karena suku bunga kredit yang naik, dampak inflasi yang tinggi di 2013 serta penyerapan belanja yang belum maksimal.

Melihat angka semester I yang rendah diyakini pertumbuhan ekonomi tahun ini di bawah prediksi Pemerintah yang sebesar enam persen. Agar pertumbuhan ekonomi tidak semakin tertekan, maka Pemprov Sumut harus terus bisa menekan angka inflasi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: