Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Optimis Inflasi Sumut Tahun 2014 Lebih Rendah dari 2013

Warta Ekonomi -

WE Online, Medan - Bank Indonesia optimistis inflasi Sumatera Utara 2014 jauh di bawah 2013 yang cukup tinggi hingga mencapai 10,18 persen meski ada kenaikan harga elpiji, kenaikan tarif dasar listrik berkala, dan pembatasan bahan bakar minyak.

"Keoptimisan itu mengacu pada terjadi tren penurunan inflasi di sepanjang bulan ini dibandingkan tahun lalu," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IX (Sumut- Aceh) Difi A Johansyah di Medan, Minggu (14/9/2014).

Inflasi pada Agustus misalnya turun atau menjadi 0,59 persen dibandingkan Juli sebesar 0,78 persen. Adapun laju inflasi kumulatif Sumut masih 2,73 persen dan secara year on year (YoY) sebesar 4,18 persen, Walaupun beberapa bulan ke depan ada kemungkinan masih terjadi inflasi dampak kenaikan harga gas elpiji, TDL yang naik berkala dan bahkan bisa jadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), inflasi Sumut diperkirakan tetap jauh di bawah angka 2013.

Difi tidak menyebutkan prakiraan BI soal angka inflasi Sumut hingga akhir tahun tetapi Pemprov Sumut menargetkan di bawah lima persen. Namun dia menegaskan, BI bersama pihak terkait di dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut terus melakukan berbagai upaya untuk menekan inflasi. Seperti menjaga kelancaran distribusi berbagai barang untuk menekan harga di pasar.

Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho dalam Nota Keuangan Rancangan Perubahan Anggarab Pendapatan Dan Belanja Daerah (RPAPBD) menyebutkan, target inflasi di APBD Perubahan diturunkan dari APBD 2014. Kalau besaran inflasi di APBD di asumsikan sebesar 5,60 persen, maka di APBD Perubahan hanya 4,50 persen.

"Pemprov Sumut memang berharap inflasi Sumut 2014 jauh di bawah 2013 yang mencapai 10,18 persen atau berada di kisaran 4,50 persen plus minus satu persen," katanya.

Dia mengakui, sulit mencapai angka seperti tahun 2011 dan 2012 yang masih 3,67 persen dan 3,86 persen karena kenaikan BBM, TDL dan elpiji yang juga ikut memicu lonjakan harga barang. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: