WE Online, Jakarta - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Aji Dedi Mulawarman mengatakan telah terjadi kesalahan paradigma di dalam pembangunan pertanian di mana kedaulatan pertanian tidak hanya kedaulatan pangan, tetapi kedaulatan petani adalah hal terpenting.
"Ketika orientasi awalnya kedaulatan petani maka nanti konsekuensi logisnya adalah kedaulatan pangan itu sendiri," tegasnya dalam diskusi Kedaulatan Pangan dan Pembangunan Pertanian: Implementasi Program Strategis Kabinet Jokowi-JK yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PSPI) di Jakarta, Rabu (17/9/2014).
Lebih lanjut, Aji menjelaskan kondisi kesejahteraan petani Indonesia tidak terjamin dan berimplikasi pada menurunnya jumlah petani. Hal ini mengarah pada semakin menyusutnya kontribusi pertanian pada produk domestik bruto (PDB).
"Posisi petani yang selalu dianggap marginal semakin diperlemah dengan regulasi yang tidak berpihak pada petani," tambahnya.
Oleh karena itu, ia berpendapat sudah saatnya mengubah paradigma pembangunan pertanian dengan cara mengedepankan kedalulatan pertanian yang mengarah kepada penguatan kedaulatan petani sebagai titik dasar pembangunan di mana nantinya akan dapat memberikan kontribusi nyata dalam bentuk kedaulatan pangan.
"Kedaulatan pangan saat ini belum tercapai dan oleh karena itu dibutuhkan sebuah gerakan revolusioner, terutama untuk menempatkan kedaulatan pertanian dengan petani sebagai pusat tujuan ideologis," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement
