Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Benahi Mikro untuk Kurangi Tekanan Nilai Tukar

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bank Indonesia menilai pemerintah Indonesia perlu membenahi kondisi makroekonomi di dalam negeri untuk mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

"Negara-negara yang masih mempunyai pekerjaan rumah untuk membenahi makronya, termasuk Indonesia. Itu mengalami tekanan (nilai tukarnya). Sedangkan, negara-negara yang pekerjaan rumahnya sudah diselesaikan tekanannya akan lebih ringan," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (19/9/2014).

Menurut Mirza, pekerjaan rumah terbesar pemerintah Indonesia saat ini adalah terkait impor yang lebih besar daripada ekspor, khususnya impor minyak, yang sudah harus mulai dikurangi.

"Salah satu cara untuk mengurangi impor minyak dan kurangi defisit APBN adalah dengan mengurangi subsidi BBM. Salah satu opsinya, yakni kenaikan harga BBM," ujar Mirza.

Pada Kamis (18/9/2014) lalu nilai tukar rupiah sempat menembus level Rp 12.000 per dolar AS. Mirza menuturkan hal itu karena adanya kebijakan Bank Sentral The Fed yang akan menaikkan suku bunga.

"Kenaikan suku bunga AS kemungkinan pada kuartal IV tahun depan, tapi bisa juga terjadi pada kuartal II tahun depan. Jadi, sekarang di dunia ini sedang terjadi reposisi fund-fund manager yang memasukkan dana ke negara berkembang. Mereka melakukan reposisi. Mereka melihat arah suku bunga Amerika apakah akan segera naik atau masih lama naiknya," kata Mirza.

Nilai tukar rupiah pada Jumat (19/9/2014) ini kembali menguat di level Rp 11.982 per dolar AS. Mirza mengatakan Bank Indonesia selalu berada di pasar dan siap melakukan intervensi disebabkan pasar keuangan Indonesia yang masih belum dalam sehingga rentan terkena dampak perubahan ekonomi global.

"Pasar yang tipis akan lebih mudah kena fluktuasi. Bank Indonesia harus memberikan tambahan suplai. Makanya saat ada fluktuasi yang cukup besar, Bank Indonesia pasti ada di pasar," kata Mirza. (Ant)

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: