Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Kenaikan Harga Elpiji Tidak Pengaruhi Inflasi di Riau

Warta Ekonomi -

WE Online, Pekanbaru - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau menyatakan kenaikan harga elpiji tabung isi 12 kilogram sebesar Rp 1.500 per kg tidak berpengaruh signifikan pada laju inflasi di daerah itu.

"Jumlah pengguna gas elpiji tabung 12 kg di Riau tidak sebanyak di Pulau Jawa sehingga dampaknya terhadap inflasi tidak signifikan," ujar Peneliti Ekonomi Madya BI Perwakilan Riau Muhammad Abdul Majid Ikram di Pekanbaru, Minggu (21/9/2014).

Menurut dia, hal tersebut karena terbatasnya pengguna elpiji 12 kilogram yang dikeluarkan PT Pertamina. Di Provinsi Riau produk itu hanya digunakan oleh kalangan terbatas dengan kemampuan ekonomi yang lebih baik. Oleh karena itu, dampak kenaikan harga elpiji tersebut tidak sebesar kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang mungkin diberlakukan pemerintah pada awal pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla demi menjaga APBN agar tidak terlalu berat menanggung subsidi.

Data terakhir Pertamina Marketing Branch Riau-Sumbar menyebutkan konsumsi elpiji nonsubsidi 12 kilogram di Riau mencapai 210.000 tabung per bulan atau 7.000 tabung per hari, sedangkan elpiji bersubsidi tiga kg sekitar tiga juta tabung per bulan atau 100.000 tabung per hari.

"Kami memperkirakan inflasi di Riau sepanjang tahun ini mencapai 5,2 persen. Realisasi inflasi pada kuartal kedua tahun ini sendiri mencapai 6,6 persen dan diperkirakan turun menjadi 5,5 persen pada kuartal ketiga," kata Majid.

PT Pertamina menaikkan harga elpiji nonsubsidi 12 kg terhitung mulai 10 September 2014 sebesar Rp 1.500 per kg akibat tingginya harga gas di pasar internasional.

Sementara itu, Senior Supervisor External Relation Pertamina Marketing Operation Region I Sumbagut Fitri Erika mengatakan bahwa dengan kenaikan tersebut maka harga jual rata-rata gas elpiji 12 kg menjadi Rp 7.569 per kg dari sebelumnya Rp 6.069 per kg.

Pertamina menyatakan harga jual tersebut masih jauh di bawah harga keekonomian karena berdasarkan rata-rata contract price aramco y-o-y Juni 2014 tercatat sebesar 891,78 dolar AS per metric ton dengan kurs Rp 11.453 per dolar AS.

"Ditambah komponen biaya seperti transport, filing fee, margin agen dan pajak maka harga keekonomian elpiji 12 kg saat ini seharusnya Rp 15.110 per kg atau Rp 181.400 per tabung," ucapnya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: