Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengusaha Masih Keluhkan Dampak Putusnya Jembatan Comal

Warta Ekonomi -

WE Online, Semarang - Dampak putusnya Jembatan Comal di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, masih dikeluhkan oleh sejumlah pengusaha terutama transportasi umum yang terpaksa harus menaikkan harga tiket bagi penumpang.

"Memang tragedi Comal beberapa waktu lalu sempat mengakibatkan kerugian bagi para pengusaha, terutama sektor transportasi umum untuk penumpang," ujar Ketua Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Jateng Karsidi Budi Anggoro di Semarang, Senin (22/9/2014).

Untuk meminimalkan besaran kerugian tersebut, harga tiket penumpang terpaksa dinaikkan untuk sementara waktu. Meski demikian, untuk tiket penumpang saat ini kenaikannya tidak sebesar saat Lebaran lalu. Menurutnya, jika saat Lebaran 2014 kenaikan harga tiket mencapai 100 persen maka kini tidak jauh dari 50 persen.

Sebagai gambaran, selama Lebaran lalu harga tiket yang seharusnya Rp 125 ribu berubah Rp 250 ribu, sedangkan saat ini harga tiket yang seharusnya Rp 125 ribu menjadi Rp 175 ribu.

"Kenaikan harga ini mau tidak mau harus dilakukan mengingat jam perjalanan yang pada akhirnya semakin lama, misalnya untuk waktu tempuh Semarang-Jakarta semula cukup satu malam menjadi 2-3 malam," jelasnya.

Sementara itu, kenaikan tersebut hanya berlaku bagi bus nonekonomi, sedangkan untuk bus ekonomi tidak diperbolehkan untuk menaikkan harga tiket.

"Harga tiket tidak berlaku untuk bus ekonomi. Ini tidak masalah bagi pemilik bus yang punya bus ekonomi dan nonekonomi karena bisa melakukan subsidi silang, tetapi sangat memberatkan bagi pengusaha yang hanya memiliki bus ekonomi," jelasnya.

Mengenai kondisi tersebut, pihaknya berharap agar pemerintah mengeluarkan tuslah atau pembayaran tambahan yang harus dilakukan oleh penumpang kendaraan umum. Menurutnya, tuslah tersebut berlaku untuk setiap kendaraan yang seharusnya melewati Jembatan Comal, tetapi terpaksa harus memutar lewat jalur selatan.

"Kalau tidak demikian maka pengusaha transportasi akan mengalami kerugian yang tidak sedikit, kalau mereka rugi tentu berdampak pada tersendatnya operasional kendaraan umum," jelasnya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: