Rayakan HUT ke-9, LPS Gelar Seminar Internasional

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Tahun ini Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) genap berusia sembilan tahun. Dalam mengarungi masa tersebut tentu banyak tantangan yang dihadapi LPS, apalagi lembaga tersebut bersentuhan langsung dengan sektor keuangan yang memiliki tantangan dan risiko tinggi.

Untuk mengajak masyarakat khususnya pelaku usaha jasa keuangan agar akrab dengan berbagai tantangan dan risiko yang ada seperti krisis manajemen, LPS menggelar seminar internasional yang bertajuk Befriending with The Boom Bust Cycle. Acara ini sekaligus merayakan HUT LPS yang ke-9.

"Seminar ini memaparkan bagaimana sektor ini tetap bertahan dari ancaman dan bagaimana risiko menghadapi manajamen di sektor keuangan sehingga kita mampu bersahabat dengan siklus ancaman," ucap Ketua Dewan Komisioner LPS Heru Budiargo saat pembukaan seminar internasional LPS di Hotel Ritz Carlton, Pasific Place, Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Dalam seminar ini LPS juga ingin menyadarkan pentingnya arti siklus bisnis, terutama di kalangan stakeholder utama. Untuk meningkatkan pemahaman tersebut, LPS mengundang pakar siklus bisnis Prof Carmen Reinhart dari Harvard University AS untuk berbagi pandangan. Carmen bersama Kenneth Rogoff telah menulis suatu buku yang berjudul This Time is Different: Eight Centuries of Financial Folly.

Buku tersebut membedah siklus bisnis dan krisis keuangan yang terjadi di berbagai belahan dunia sejak delapan abad yang silam dan diakui sebagai referensi terlengkap di bidangnya. Selain itu, LPS juga menghadirkan wakil stakeholder dari swasta dan regulator.

Misalnya, pada sesi pertama seminar hadir sebagai pembicara Mirza Adityaswara (Dewan Gubernur Senior Bank Indonesia), Jahja Setiaatmadja (Presdir BCA), dan Rizal Prasetijo (Komisioner LPS) yang membahas tentang Boom-Bust Cycle: Characteristics and Implications.

Sementara sesi kedua bertema The Political Economy of Boom-Bust Cycles dengan pembicara Agustinus Prasetyantoko (Ekonom BTN), Bambang Brodjonegoro (Wamenkeu), Hikmahanto Juwana (Dosen FHUI), dan Sofjan Wanandi (Ketua Apindo).