Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Faktor Eksternal Masih Tekan Rupiah

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bank Indonesia menilai faktor-faktor eksternal yang salah satunya adalah normalisasi kebijakan Bank Sentral AS The Fed masih menjadi penyebab tertekannya rupiah belakangan ini.

"Yang jelas, nilai tukar ini kan bagian dari penyesuaian keseimbangan eksternal. Jadi, kalau memang ada negara, terutama Amerika yang selama ini menggelontorkan likuiditas yang cukup besar ke pasar keuangan global terus kemudian dia ada indikasi untuk mengurangi dan kemudian suku bunga di Amerika meningkat itu keseimbangannya adalah return dari investasi di Amerika akan jadi lebih menarik," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Doddy Zulverdi saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (26/9/2014).

Menurut Doddy, pelemahan nilai tukar wajar terjadi di suatu negara yang likuiditasnya turun terkena dampak normalisasi kebijakan The Fed tersebut. Namun, lanjut Doddy, perbaikan fundamental ekonomi di dalam negeri harus terus ditingkatkan agar lebih memiliki daya tahan terhadap gejolak ekonomi global.

"Yang paling bisa mengatasi sebenarnya adalah bagaimana transaksi berjalan kita. Ekspor bisa kita buat lebih meningkat," ujarnya.

Doddy menuturkan normalisasi kebijakan ekonomi di Amerika Serikat sendiri merupakan refeleksi dari membaiknya ekonomi di negara tersebut. Ia meyakini jika nanti perbaikan ekonomi AS sudah signifikan maka akan berdampak terhadap kinerja ekspor di Tanah Air.

"Ekspor negara-negara lain yang kita ikut memberi inputnya atau kita mengekspor ke sana sehingga kita akan kena secondary impact dari perubahan mereka itu, tentu akan berdampak baik bagi ekspor kita. Jadi, ini bagian dari siklus," katanya.

Doddy menambahkan pelemahan rupiah memang karena adanya arus modal keluar, selain karena arus modal masuk ke Indonesia yang tidak sederas biasanya. Ia berharap bahwa pada tahun depan nilai tukar akan lebih baik dibandingkan kondisi saat ini.

"Begitu nanti perbaikan Amerika sudah firm seperti yang saya bilang tadi maka perbaikan akan muncul dan mudah-mudahan sesuai prediksi di tahun depan nilai tukar akan membaik," ujar Doddy. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: