WE Online, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai salah satu penyebab maraknya persaingan suku bunga perbankan saat ini karena perbankan ingin mempertahankan nasabahnya, terutama pemilik dana besar (deposan inti).
"Menurut data LPS Mei 2014, selain dampak dari besaran BI rate yang mencapai 7,5% hampir setahun terakhir ini, persaingan suku bunga tidak terlepas dari peran pemilik dana besar yang jumlahnya kurang dari 1% (nominal >Rp5 M), namun menguasai hampir 45% dari sumber dana perbankan," terang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon saat ditemui di Gedung Radius Prawiro, Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Selasa (30/9/2014).
Menurut Nelson, pemilik dana besar ini cenderung memberikan "tekanan" pada perbankan untuk memberikan imbal hasil tinggi melalui besaran suku bunga yang diterimanya.
"Kalau perbankan tidak mau, mereka akan memindahkan dana-dananya ke bank yang lain dengan mudah. Hal yang mengkhawatirkan adalah tingkat suku bunga yang diberikan pada pemilik dana besar (deposan inti) bank-bank hingga posisi Agustus 2014 telah berada di atas 11% di hampir semua BUKU bank, terutama di bank BUKU 3 dan BUKU 4," papar Nelson.
Oleh sebab itu, lanjut Nelson, selain menetapkan kebijakan batas atas suku bunga perbankan, pihaknya juga akan membicarakan hal ini pada deposan-deposan inti.
"Nanti kita akan berbicara dengan para deposan inti mengenai hal ini, terutama adalah deposan-deposan dari sektor keuangan seperti asuransi, dana pensiun, dan lainnya," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
