Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat: Perlu 'Road Map' Utuh untuk Konsolidasi Perbankan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pengamat perbankan dari Universitas Gadjah Mada Paul Sutaryono menilai pemerintah perlu memberikan peta jalan (road map) yang utuh mengenai konsolidasi perbankan dalam upaya menghadapi "gempuran" bank-bank asing yang akan gencar masuk ke Indonesia pada 2020.

"Tentu saja konsolidasi bank itu penting guna menghadapi MEA, tapi sebaiknya pemerintah memberikan peta jalan yang utuh jangan hanya separuh-paruh, misalnya hanya untuk bank BUMN. Padahal, kelompok bank lainnya juga perlu, misal BPD, dan bank-bank kategori BUKU I wajib diprioritaskan untuk merger atau akuisisi," ujar Paul di Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Menurut Paul, pemerintah juga jangan lupa memberikan insentif bagi proses konsolidasi perbankan dan tidak hanya berupa pelonggaran ketentuan giro wajib minimum (GWM) yang diberikan Bank Indonesia, tapi insentif harus berupa pemotongan pajak merger. Selain konsolidasi perbankan, ia juga menegaskan bahwa solusi lain guna menghadapi persaingan dengan bank-bank asing pada saat MEA adalah mengerek tingkat efisiensi ke level yang maksimal.

Tingkat efisiensi perbankan, lanjut Paul, bisa diukur dari rasio beban operasional dibagi pendapatan operasional atau BOPO. Saat ini rasio BOPO bank-bank BUMN sekitar 71 persen. Rasio ini, menurut Paul, masih cukup tinggi, meski lebih baik dari rata-rata industri perbankan nasional yang mencapai sekitar 75 persen.

"Tapi, ingat BOPO bank-bank ASEAN lebih baik lagi, yakni berkisar 40-60 persen," katanya.

Sementara itu, periset Senior Network Market Investor (NMI) Fadli Setiawan mengatakan bank-bank di Indonesia harus melakukan persiapan mulai dari sekarang guna menghadapi serbuan dari bank-bank asing.

"Konsolidasi harus dimulai dari bank-bank besar, khususnya bank-bank BUMN. Mereka harus bersatu. Persaingannya akan sulit jika dilakukan secara sporadis karena dari sisi permodalan bank asing jauh lebih kuat," ujarnya.

Menurut Fadli, konsolidasi perbankan akan memperkuat struktur permodalan, infrastruktur, dan likuiditas bank menjadi jauh lebih kuat. Dengan kondisi saat ini, perbankan nasional dinilai belum akan mampu berkompetisi di iklim Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Dari segi aset, bank-bank nasional masih kalah jauh dari DBS, OCBC, UOB, tiga bank besar asal Singapura. Apalagi, aset bank-bank BUMN jika digabungkan keempatnya masih jauh dari DBS," kata Fadli. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: