Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkeu: Pelemahan Ekonomi Global Patut Diantisipasi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan situasi stabilitas makro ekonomi Indonesia di kuartal III 2014 masih terjaga di tengah proses pemulihan perekonomian dunia. Meski terkendali dan membaik, tetapi masih ada beberapa potensi persoalan yang harus dihadapi dan diantisipasi oleh pemerintah mendatang seiring dengan berakhirnya masa tugas presiden dan kabinet pada 20 Oktober 2014 mendatang.

"Dalam rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) kali ini juga membahas beberapa potensi persoalan yang harus diantisipasi dengan baik," kata Chatib dalam konferensi pers bersama Gubernur BI Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Haddad, dan Kepala Eksekutif LPS Kartiko Wirjoatmodjo di Gedung Djuanda, Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (6/10/2014).

Chatib mengatakan bahwa pertama-tama perlu adanya antisipasi kenaikan Fed Funds Rate yang mungkin bisa terjadi lebih cepat dan lebih tinggi dari perkiraan awal.

"Yang sedikit banyak ini berpengaruh kepada tekanan di sektor keuangan. Kita sudah melihat bentuk tekanan ini di dalam beberapa hari terakhir baik yang terjadi di dalam pasar modal, pasar SUN, dan nilai tukar rupiah," tambahnya.

Kedua, kondisi perkembangan perekonomian global di mana perlambatan ekonomi Tiongkok dan penurunan harga komoditas akan berpengaruh kepada proyeksi termasuk defisit neraca perdagangan.

"Kami menganggap perlu dilakukan langkah-langkah reformasi struktural agar isu defisit neraca pembayaran dapat diantisipasi," jelasnya.

Ketiga melihat akibat dari pelemahan kurs dan perkembangan di dalam fiskal perlu diantisipasi agar budget defisit tetap dijaga di dalam level yang aman.

"Sejauh ini terkendali, tetapi perlu dipastikan defisit dalam fiskal tetap dijaga pada target yang diajukan pemerintah sekitar 2,4%," ujarnya.

Sejalan dengan Menkeu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan bahwa meskipun nilai tukar dalam dua minggu terakhir mengalami depresiasi, tetapi secara month to month sebesar 1,57 persen dan secara year to year kurang lebih sebesar 0,12% dikarenakan faktor eksternal maupun internal.

"Tetapi, secara umum stabilitas sistem keuangan terjaga dengan baik," ujarnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: