Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkeu: Indonesia Perlu Revitalisasi Sektor Manufaktur

Warta Ekonomi -

WE Online, Bali - Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai sektor manufaktur di Indonesia perlu direvitalisasi agar dapat kembali memacu pertumbuhan ekonomi dan lebih dapat bersaing dengan negara-negara berkembang lainnya.

"Kita perlu merevitalisasi sektor manufaktur agar membantu peningkatan neraca perdagangan kita serta supaya kita bisa lebih kompetitif," ujar Bambang saat menjadi pembicara kunci dalam seminar internasional di Bali, Jumat (10/10/2014).

Bambang menuturkan peran manufaktur terhadap perekonomian yang terus meningkat hingga tengah tahun 2000-an telah menurun sejak saat itu. Kecenderungan penurunan kontribusi manufaktur terhadap perekonomian pada umumnya dapat dianggap sebagai hasil dari pergeseran dini struktur ekonomi.

Berdasarkan profil ekonomi, lanjut Bambang, Indonesia belum melewati tahap sektor manufaktur yang sudah maju sebelum memasuki sektor sekunder. Kurangnya kualitas infrastruktur, rendahnya kapasitas sumber daya manusia, rendahnya kapasitas untuk inovasi, dan kelembagaan yang lemah merupakan beberapa kendala untuk mencapai proses kematangan manufaktur.

"Selain itu, booming komoditas dari tahun 2000-an telah menciptakan aliran pendapatan yang besar yang mempercepat ekspansi di sektor jasa, bukan di sektor manufaktur," kata Bambang.

Menurut Bambang, kondisi yang tidak seimbang tersebut telah menyebabkan penurunan kontribusi sektor manufaktur sehingga berbeda dengan apa yang terjadi di negara-negara lain yang memiliki pembangunan industri yang lebih konsisten seperti Jepang, Korea, dan Taiwan. Kontribusi sektor manufaktur untuk penciptaan lapangan kerja relatif stagnan selama dua dekade terakhir yang berada pada kisaran 12 persen dari total lapangan kerja diciptakan.

"Hal tersebut merupakan masalah karena sektor manufaktur diharapkan dapat memberikan pekerjaan yang memiliki kualitas yang lebih baik dan dapat diartikan bahwa perekonomian masih mengandalkan sektor pertanian dan jasa yang memberikan penghasilan yang lebih rendah," ujar Bambang.

Tidak seperti negara-negara yang berhasil untuk mengubah ekonomi menjadi negara maju seperti Korea, Taiwan, dan Singapura, sektor jasa di Indonesia didominasi oleh sektor informal dengan nilai tambah dan upah yang rendah.

Sektor manufaktur, di sisi lain, dapat memberikan produktivitas yang relatif lebih tinggi dan pekerjaan dengan kualitas yang lebih baik. Dengan fitur-fitur ekonomi tersebut, lanjut Bambang, akan sulit untuk mencapai peningkatan pendapatan per kapita negara secara signifikan akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan.

"Kita tidak bisa mengandalkan sektor komoditas selamanya karena sangat sensitif terhadap guncangan global seperti yang telah kita saksikan dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, kebutuhan untuk menghidupkan kembali sektor manufaktur juga sebagai cara untuk menjaga ekonomi dari tantangan eksternal," tegasnya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: