Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Perkirakan Inflasi Sumut Sebesar 4,9-5,3 Persen

Warta Ekonomi -

WE Online, Medan - Bank Indonesia (BI) memperkirakan besaran inflasi Sumatera Utara pada 2014 jauh berada di bawah angka 2013 atau di kisaran 4,9 -5,3 persen.

"Tahun lalu inflasi di Sumut cukup besar atau 10,18 persen, sementara tahun ini secara 'year on year' diharapkan tidak sebesar itu atau diperkirakan 4,9 - 5,3 persen ," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IX (Sumut-Aceh) Difi A Johansyah di Medan, Minggu (12/10/2014).

Perhitungan terjaganya inflasi di tingkat yang cukup rendah tersebut dari terkendalinya komponen volatile food yang tercermin dari membaiknya pasokan bahan pangan. Meski dalam beberapa bulan di tahun ini tetap terjadi inflasi, tetapi masih di angka yang tidak terlalu besar. Hingga September lalu, inflasi. year on year Sumut masih sebesar 4,35 persen.

"TIPD (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Sumut memang sejak awal tahun 2014 semakin berupaya keras menjaga kenaikan inflasi agar jangan terjadi seperti tahun lalu,"katanya.

Menurut Difi yang juga sebagai Ketua Tim Ahli TPID Sumut, untuk bisa menahan angka inflasi di kisaran 4,9 -5,3 persen itu, tim terus melakukan berbagai upaya khususnya menjaga pasokan dan harga beberapa barang strategis yang rawan dengan lonjakan harga seperti beras,bawang putih, bawang merah dan cabai merah .

Diakui, ada kekhawatiran inflasi bisa naik tidak terkendalikan dengan adanya kenaikan berkala pada tarif dasar listrik (TDL) baik terhadap industri, bisnis dan rumah tangga yang berdampak pada kenaikan harga berbagai barang dan lainnya. Kenaikan inflasi di akhir tahun juga bisa terpicu dari lonjakan harga tiket penerbangan dan hotel di musim libur.

Difi menyebutkan, dengan bisanya inflasi ditekan akan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut yang diakui masih melambat.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, mengakui adanya kemungkinan terjadinya inflasi Sumut lebih rendah dari tahun ini. Tetapi inflasi rendah bukan berarti harga berbagai barang semakin turun dari dewasa ini. Dengan kondisi seperti itu, kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu, maka daya beli masyarakat tetap lemah sehingga pertumbuhan ekonomi tidak terlalu besar dan malah melambat.

Sebelumnya, Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho dalam Nota Keuangan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (RPAPBD) Sumut, menyebutkan, target inflasi di APBD Perubahan diturunkan dari APBD 2014. Kalau besaran inflasi di APBD di asumsikan sebesar 5,60 persen, maka di APBD Perubahan hanya 4,50 persen.

"Pemprov Sumut memang berharap inflasi Sumut 2014 jauh di bawah 2013 yang mencapai 10,18 persen atau berada di kisaran 4,50 persen plus minus satu persen,"katanya.

Dia mengakui, sulit mencapai angka seperti tahun 2011 dan 2012 yang masih 3,67 persen dan 3,86 persen karena kenaikan bahan bakar minyak, TDL dan gas 12 kg yang juga ikut memicu lonjakan harga barang. (Ant)

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: