Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Dorong Usaha Penukaran Valas di Perbatasan

Warta Ekonomi -

WE Online, Batam - Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau mendorong pembukaan kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) di wilayah perbatasan di daerah itu, terutama Kawasan Wisata Terpadu Lagoi di Pulau Bintan, yang saat ini belum memiliki usaha itu.

"Di Lagoi itu belum ada KUPVA, makanya kami mengajak pengusaha untuk membuka di Lagoi," kata Kepala Kantor BI Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) Gusti Raizal Eka Putra di Batam, Minggu (12/10/2014).

Ia mengatakan dengan tidak adanya usaha penukaran valuta asing (valas) di Lagoi, maka kebanyakan wisatawan mancanegara (wisman) yang menghabiskan liburan di daerah eksklusif itu bertransaksi menggunakan valas. Padahal hal itu bertentangan dengan UU tentang Mata Uang.

BI Kepri juga mendorong pemilik KUPVA di kota lain di Indonesia membuka cabang di Lagoi. BI tidak akan mempersulit pembukaan cabang KUPVA baru di Lagoi.

"Jadi buat KUPVA yang sudah ada di daerah lain bisa mendirikan KUPVA di Lagoi," kata dia.

Menurut Gusti, wisman yang datang ke Lagoi memiliki karakteristik berbeda dengan wisman yang datang ke daerah lain di Kepri. Umumnya wisman Lagoi adalah golongan atas. "Mereka kelompok 'The have'," katanya. Karena golongan atas yang eksklusif, maka wisman ke Lagoi mengharapkan pelayanan istimewa dan menyiapkan uang lebih banyak.

Sementara itu, sambil menunggu pendirian KUPVA di Lagoi, BI mengimbau seluruh perusahaan jasa biro perjalanan dan wisata untuk mengajak para wisman dari berbagai negara itu ke Tanjungpinang demi menukarkan uangnya terlebih dulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Lagoi.

"Kami meminta perusahaan tour and travel membawa wisman ke Tanjungpinang dulu untuk menukarkan uangnya ke rupiah, karena di Lagoi belum ada tempat penukaran valas," kata dia.

Sementara itu Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Ida Nuryanti di Batam, mengakui belum semua daerah di Indonesia memiliki KUPVA. BI mencatat, ada sembilan kota tanpa KUPVA di antaranya Sibolga, Jambi, Palangkaraya, Kendari dan Ternate. BI mencatat KUPVA paling banyak berada di Jakarta sebanyak 346 unit, diikuti Denpasar dan Batam masing-masing 128 unit.

Sementara dari segi transaksi, BI mencatat transaksi paling besar dilakukan KUPVA nonbank di Jakarta sebesar 63,1 persen dari total transaksi lalu Denpasar 16,63 persen, Bandung 5,18 persen dan Batam 4,58 persen. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: