Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekjen PBB Minta Israel Hapuskan Rencana Pembangunan Permukiman

Warta Ekonomi -

WE Online - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon pada Senin meminta Israel menghapus rencananya memperluas pembangunan permukiman di Yerusalem Timur.

Yerusalem Timur merupakan wilayah yang diinginkan Palestina untuk menjadi ibu kota negara masa depan.

Ban juga mendesak kedua pihak untuk segera kembali melakukan perundingan damai.

Israel menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur dalam Perang Timur Tengah 1967 serta mencaplok setengah wilayah kota tersebut di sebelah timur --langkah yang tidak diakui secara internasional.

Palestina berupaya mewujudkan kenegaraan di ketiga wilayah itu, sementara Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi dan tidak dapat dibagi-bagi.

Ban mengkritik rencana terakhir pembangunan permukiman yang digariskan Israel setelah ia bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem.

Pertemuan itu merupakan bagian dari kunjungannya ke wilayah tersebut, satu hari setelah negara-negara Barat dan Arab menjanjikan bantuan senilai 5.4 miliar dolar pada konferensi Kairo untuk membantu pembangunan kembali Gaza.

Sebelumnya pada bulan ini, Israel telah mengumumkan rencana untuk membangun 2.600 unit rumah di "kompleks" Givat Hamatos di tanah yang didudukinya di selatan Yerusalem.

Lokasi itu berdekatan dengan kota Palestina di Tepi Barat, Bethlehem.

Langkah tersebut, yang oleh para pengamat dikritik akan memutus akses rakyat Palestina dari Yerusalem, juga telah dikecam oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Ban mengatakan rencana-rencana itu merupakan "pelanggaran nyata" terhadap hukum internasional.

"(Langkah) ini tidak memberikan isyarat yang benar dan saya mendesak pemerintah Israel untuk menghentikan kegiatan-kegiatan ini." Ketika menyinggung soal perang Gaza yang berakhir dengan dicapainya kesepakatan damai pada 26 Agustus, Ban mengatakan, "setelah musim panas yang sulit bagi Israel dan Palestina ini, kedua belah pihak perlu mengambil langkah-langkah untuk membangun kepercayaan." Ban akan mengunjungi Gaza pada Selasa agar dapat secara langsung melihat apa saja yang diperlukan untuk memperbaiki kantong yang padat penduduk itu --ditinggali oleh sekira 1,8 juta orang. Di Gaza, sekira 200.000 rumah hancur oleh tembakan-tembakan serta serangan udara yang dilancarkan Israel pada Juli hingga Agustus.

Lebih dari 2.100 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, terbunuh dalam konflik yang berlangsung selama 50 hari itu.

Di pihak Israel, 67 tentara dan enam warga sipil tewas, menjadikan konflik tersebut sebagai perang paling mematikan dalam menghadapi Hamas sejak Israel menarik pendudukannya dari Gaza.

Perundingan damai antara kedua pihak pada April lalu buyar. Palestina merasa frustrasi dengan semakin gencarnya pembangunan permukiman yang dilakukan oleh Israel dan, di pihak lain, Israel marah atas keputusan Otoritas Palestina membentuk pemerintahan bersatu dengan Hamas.(Ant)

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor:

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: