Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KEN: Defisit Seharusnya Dikompensasi Pertumbuhan Ekonomi Ekspansif

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Komite Ekonomi Nasional (KEN) menilai defisit di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta neraca transaksi berjalan, seharusnya dapat dikompensasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ekspansif.

"Ini menjadi paradoks, kita hadapi double defisit, namun pertumbuhan ekonomi justru melambat," kata Wakil Ketua KEN Raden Pardede saat memaparkan prospek ekonomi 2015 di Jakarta, Jumat (17/10/2014).

Defisit anggaran pada instrumen fiskal, APBN, kata Raden, telah keliru karena justru digerogoti oleh belanja subsidi energi yang terus melonjak setiap tahun. Seharusnya, anggaran dari defisit tersebut, yang umumnya dibiayai oleh utang, digunakan untuk pembangunan sektor produktif sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi.

"Kita ketahui sekali, defisit budget itu karena tekanan subsidi," ujar dia.

Sebagai gambaran, besaran anggaran belanja subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada APBNP 2014 mencapai lebih dari RP240 triliun dari total belanja negara Rp1.876 triliun. Sedangkan defisit anggaran APBNP 2014 sebesar 2,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto atau Rp241,5 triliun.

Mengenai defisit neraca transaksi berjalan, Raden menilai seharusnya pemerintah cepat mengambil bauran kebijakan moneter, fiskal, dan struktural.

Menurut dia, kebijakan moneter yang diambil dengan menaikkan suku bunga pada 2013 hingga 1,75 persen, tidak sepenuhnya berhasil mengundang investasi atau pemulihan pada neraca modal. Mayoritas investasi yang masuk, kata dia, lebih masuk ke portofolio, bukan rill, sehingga tidak optimal memperbaiki neraca transaksi berjalan.

"Maka dari itu harus direspon oleh kebijakan campuran, bukan hanya moneter," ujar dia.

Raden menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II sebesar 5,12 persen tidak cukup. Meskipun pertumbuhan tersebut juga disebabkan oleh pelambatan ekonomi secara global, seharusnya Indonesia dapat tumbuh lebih cepat, dan dapat menopang target 10 juta lapangan pekerjaan baru pada beberapa tahun ke depan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: