Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bali Raup Devisa 151,19 Juta Dolar AS dari Kerajinan

Warta Ekonomi -

WE Online, Denpasar - Bali meraup devisa sebesar 151,19 juta dolar AS dari pengapalan aneka jenis hasil kerajinan skala rumah tangga selama delapan bulan periode Januari-Juli 2014, atau naik 14,22 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"Hasil industri sentuhan tangan-tangan terampil perajin dan seniman Bali itu mampu memberikan kontribusi sebesar 44,23 persen dari total ekspor Bali sebesar 341,81 juta dolar AS," kata kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa (21/10/2014).

Ia mengatakan, usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang berkembang pesat hingga ke pelosok pedesaan, terutama di daerah "gudang seni" Kabupaten Gianyar itu mampu menjadi tulang punggung perolehan devisa, sekaligus menopang kehidupan masyarakat setempat.

Hasil kerajinan yang menonjolkan unsur seni yang menembus pasaran luar negeri itu terdiri atas 17 jenis matadagangan yang umumnya sangat disenangi konsumen dari berbagai negara di belahan dunia. Ke-17 jenis matadagangan itu yang paling besar menyumbangkan devisa adalah hasil industri dari bahan baku kayu berupa patung dan jenis cindera mata lainnya dengan nilai 50,65 juta dolar AS.

Selain itu hasil kerajinan furniture menyumbangkan devisa sebesar 24,39 juta dolar AS, kerajinan dari bahan baku perak 13,55 juta dolar, logam 8,39 juta dolar AS dan kerajinan kulit 6,17 juta dolar AS. Demikian Bali juga mengapalkan hasil kerajinan alat musik, anyaman, kerajinan dari bahan baku padas, keramik, kerang, kerajinan lilin dan kerajinan tulang yang mampu menghasilkan devisa semakin signifikan.

Panusunan Siregar menjelaskan, pengapalan berbagai jenis matadagangan ke pasaran luar negeri itu separuhnya lewat sejumlah pelabuhan laut di Indonesia dan separuhnya lagi lewat pelabuhan Benoa, Kota Denpasar. Ekspor hasil kerajinan tersebut paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni mencapai 22,09 persen menyusul Jepang 9,53 persen. Sisanya diserap pasaran Singapura 8,85 persen, Australia 8,72 persen dan Hong Kong 5,30 persen.

Ia menjelaskan, lima komoditas yang paling banyak ekspor ke pasaran mancanegara meliputi produk ikan dan udang sebesar 19,82 persen, menyusul pakaian jadi bukan rajutan 12,61 persen.

"Selain itu produk perhiasan (permata) 12,59 persen, produk kayu, barang dari kayu 11,19 persen serta prabot dan penerangan rumah 9,82 persen," ujar Panasunan Siregar.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: