Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AAEI: Harapan Pasar Terlalu Tinggi Berdampak Negatif

AAEI: Harapan Pasar Terlalu Tinggi Berdampak Negatif Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) David Nathanael Sutyanto menilai bahwa harapan pelaku pasar modal terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang terlalu tinggi dapat berdampak negatif ke depannya.

"Saat ini, ekspektasi pasar terhadap pemerintahan terlalu tinggi, ini bahaya, kalau performanya tidak sesuai pasar akan bergejolak," ujar David Nathanael Sutyanto yang juga analis First Asia Capital di Jakarta, Kamis (23/10/2014).

Apalagi, menurut dia, ke depannya pemerintahan Jokowi-JK masih akan menghadapi tantangan politik mengingat dukungan di parlemen masih kurang dari 50 persen. Dukungan dari parlemen cukup dibutuhkan untuk menjalankan kebijakannya.

"Situasi itu masih akan terus membayangi pasar saham di dalam negeri. Namun diharapkan sentimen itu tidak berkepanjangan sehingga ekonomi Indonesia stabil," ucapnya.

Ia mengatakan bahwa kondusifnya situasi politik dapat membuat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah akan berjalan lancar, diharapkan pemerintahan Jokowi-JK dapat segera merealisasikan komitmennya untuk mendorong pembangunan infrastruktur.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengatakan bahwa pelantikan presiden yang telah berjalan baik pada 20 Oktober 2014 lalu menunjukkan kondisi politik di Indonesia cukup baik.

"Sebelumnya sempat ada kekhawatiran pelantikan akan berjalan kurang kondusif karena dukungan di parlemen cenderung minim," katanya.

Ia menambahkan bahwa saat ini ekspektasi pasar terhadap pemerintahan cukup positif, hal itu tercermin dalam kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengalami pertumbuhan sekitar 19 persen.

Dalam data BEI, IHSG mengalami pertumbuhan sebesar 19,40 persen ke posisi 5.103,52 poin pada periode 2 Januari hingga 23 Oktober tahun ini.

Saat ini, lanjut dia, pelaku pasar hanya menantikan susunan kabinet Jokowi-JK secara utuh terutama pada kementerian yang berkaitan dengan ekonomi karena mempengaruhi fundamental Indonesia ke depannya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: