Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Kalau Rakyat Mau Sejahtera, Penyaluran Kredit Mikro Harus Lebih Inklusif

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad mengatakan penyaluran kredit mikro oleh perbankan harus lebih inklusif karena model ini dipercaya akan mampu menyejahterakan rakyat.

"Indonesia selalu menjadi contoh sukses di banyak negara terkait dengan pembiayaan kredit mikro. Tapi, persoalannya mengapa tidak berdampak pada kesejahteraan? Tentu ada yang salah dalam tiga dekade terakhir," kata Muliaman di Jakarta, Kamis (23/10/2014).

Muliaman mengemukakan kalangan perbankan harus lebih dalam mengamati permasalahan ini karena sudah berlangsung dalam dua dekade terakhir.

"Penyediaan kredit dalam bentuk mikro bukanlah ujung, tapi awal dari suatu proses panjang. Membuka akses untuk dapat kredit hanyalah sebagian dari persoalan karena ujungnya harus bisa menyejahterakan," katanya.

Menurutnya, persoalan terletak dari cara pandang kalangan perbankan dalam menyalurkan dan mengumpulkan dana dari masyarakat.

"Harus tumbuh kesadaran bahwa jasa keuangan itu bukan hanya memberikan pinjaman (kredit), tapi juga tabungan. Jika ini berkembang maka produk perbankan lainnya akan turut berkembang, seperti asuransi," katanya.

Selain membangun kesadaran mengenai perluasan produk, menurutnya, kalangan perbankan juga harus memahami pentingnya teknologi dalam industri keuangan.

"Mereka yang lahir pada tahun 80-an hingga 90-an adalah generasi digital. Berdasarkan riset di AS, sekitar 83 persen dari mereka ini tidur dengan telepon gengam di sampingnya. Jadi, betapa teknologi mempengaruhi generasi ini," ujarnya.

Selain itu, kalangan perbankan juga harus menyadari bahwa telah tercipta pasar baru di daerah rural area yang di dalamnya terdapat golongan masyarakat miskin.

"Pasar-pasar baru ini tumbuh dengan cepat dan mereka yang terlibat di dalamnya perlu dibukakan akses ke bank," katanya.

Ia menambahkan hal yang tak kalah penting adalah komitmen perbankan untuk mengembangkan keuangan inklusif dengan bersedia menginvestasikan dana untuk membangun sistem dan infrastruktur.

"Keuangan inklusif tidak bisa hanya setengah matang. Harus dibangun dengan dukungan penuh sumber daya manusia dan infrastruktur supaya ada keberlangsungan. Kredit bisa disalahgunakan seperti membeli mobil dan lainnya sehingga butuh cara lain, yakni financial inclusive," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: