Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi MEA 2015, RNI Lakukan Pengembangan Bisnis

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero akan semakin aktif dalam melakukan pengembangan bisnis.

Setelah melakukan inisiasi proyek properti yang menandai masuknya BUMN ini pada bisnis properti, ke depan RNI akan meluncurkan produk-produk pangan baru lainnya dalam waktu dekat ini. Saat ini perusahan telah memiliki produk-produk turunan seperti raja gula, raja beras, raja air, raja daging, dan raja daging rendang yang telah beredar di pasaran.

Demikian disampaikan Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro saat menjadi pembicara pada Konferens PDMA yang bertema Facing Asean Economic Community 2015 Trough Product Development and Innovation Strategies di PPM Manajemen Jakarta, Kamis (23/10/2014).

"Tidak hanya berhenti pada yang telah ada. Ke depan kami akan luncurkan produk-produk baru lagi. Tentu saja produk-produk tersebut adalah produk pangan. Selain itu, properti akan dikembangkan dengan serius sehingga core bisnis RNI nantinya tidak lagi tiga, tapi empat ditambah properti," ujarnya.

RNI telah lama menjadi produsen pangan. Untuk menjalankan peran sebagai penjual pangan langsung ke tangan konsumen juga tidak semudah yang dibayangkan. Ismed menjelaskan pihaknya terbiasa memproduksi dan langsung dijual kepada pihak kedua sehingga membuat RNI perlu banyak melakukan transformasi bisnis dan inovasi.

"Pengembangan bisnis membuat RNI terus berinovasi. Semangat berinovasi itulah yang menjadi modal bagi RNI untuk bersaing pada MEA 2015," kata Ismed.

Selain itu, tujuan RNI fokus pada pengembangan di bidang pangan adalah dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan.

"RNI saat ini akan terus memperbanyak outlet Waroeng Rajawali dan Rajawali Mart agar produk pangan RNI dapat lebih mudah diakses. Kalau sudah banyak dan gampang diakses tidak perlu lagi pemerintah melakukan operasi pasar," lanjutnya.

Ismed berpendapat bahwa pada MEA 2015 serbuan komoditas pangan impor akan semakin masif jika kita tidak mampu berdaulat secara pangan maka akan semakin terjajah secara pangan. Saat ini tingginya harga-harga pangan akibat permaian kartel maka BUMN utamanya RNI yang bergerak di sektor agroindustri harus menjalankan perannya sebagai penjaga harga dan penjamin ketersediaan pangan.

"Kuncinya, pangan itu harus tersedia dan murah. Maka dari itu, BUMN jangan hanya mampu memproduksi, tapi juga harus mampu menjual dan memotong praktik kartel ini sehingga mampu menjual pangan dengan harga yang lebih terjangkau," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: