Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Super Digital Communications (Bagian I)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Komunikasi dan digital adalah dua hal yang menarik perhatian saya ketika sedang berpikir apa yang harus saya tulis terkait perkembangan di dunia hari ini.

Saat ini kita hidup di teknologi yang terus berkembang dengan cepat. Kemarin saya berada dalam sebuah lift di sebuah perkantoran mewah Jakarta. Begitu pintu lift tertutup, semua orang di dalamnya serempak melihat ke arah benda yang di genggaman. Bahkan, saya menemukan ada beberapa orang yang menggenggam dua smartphone sekaligus. Tampaknya, tanpa benda itu, seolah tidak ada lagi kehidupan bagi manusia Indonesia.

Kehidupan kita saat ini sudah begitu dikuasai teknologi yang berkembang dan berganti dengan cepat sekali. Sepuluh tahun yang lalu mungkin seseorang baru mengganti handphone-nya dalam kurun waktu dua tahun. Kini, per dua bulan pun selalu datang penawaran fitur dan teknologi yang baru dari smartphone. Begitu konsumtif dunia saat ini, termasuk Indonesia.

Semua perubahan ini didasari oleh perkembangan internet. Perkembangan yang sangat pesat dan Indonesia adalah negara yang memiliki pengguna internet terbesar di Asia Tenggara. Saat ini internet sudah menjadi kebutuhan primer untuk para penggunanya. Berdasarkan survei data Global Web Index, Indonesia adalah negara yang memiliki pengguna media sosial paling aktif di Asia. Sedikitnya ada 79,7% pengguna aktif di media sosial mengalahkan Filipina (78%), Malaysia (72%), dan Tiongkok (67%).

Indonesia pun tercatat sebagai tiga besar negara pengguna Facebook di dunia. Statistik perkembangan internet di Indonesia telah mencapai 15% atau 38.191.873 pengguna internet dari total populasi 251.160.124 jiwa. Pengguna internet yang menggunakan smartphone telah mencapai 14% dari populasi penduduk. Rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pengguna internet melalui mobile atau smartphone sekitar 2 jam 30 menit setiap harinya.

Sementara itu, persentase orang yang mengakses aplikasi media sosial melalui mobile atau smartphone-nya telah mencapai 74%.

Era Ekonomi Kreatif

Nomura Research Center menyatakan dekade dunia akan informasi telah tergantikan oleh kreativitas. Berkaca pada sejarah, seperti halnya revolusi industri yang menggantikan agrikultur sebagai aktivitas ekonomi dominan, kreativitas diyakini akan menggantikan abad informasi sebagai fokus dominan ekonomi global. [1]

Kreativitas yang populer dengan julukan "ekonomi kreatif" konsepnya didefinisikan pada penerapan kebijakan publik di Australia pada 1994 (Potts and Cunningham, 2008)[2]. Kemudian konsep ini menyebar hingga ke Inggris di akhir 1990-an, khususnya saat Partai Buruh yang saat itu baru saja merebut tampuk pemerintahan mendirikan Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga (United Kingdom The Department for Culture, Media & Sport) [3]

Kemudian Inggris mencanangkan sektor ekonomi khusus bagi industri kreatif dan mulai menyadarinya sebagai salah satu pemain penting yang mampu meningkatkan pertumbuhan GDP (gross domestic product/produk domestik bruto), ditandai menjamurnya media digital, perangkat lunak komputer, serta industri video game (Garnham, 2005).[4]

Teknologi & Smartphone Menguasai Kehidupan Manusia

Ekonomi kreatif itu kini telah sampai di tanah kita. Ekonomi tersebut telah berada di dalam kehidupan kita. Cerita saya di atas tentang betapa sibuknya orang Indonesia memperhatikan semua perubahan yang ada di smartphone-nya merupakan dampak dari ekonomi kreatif yang bisa dilihat dari kacamata positif dan negatif, tergantung dari mana kita mau melihatnya.

Positif karena semua bentuk komunikasi, baik gambar, data, suara, maupun video, dapat begitu cepat diterima. Negatif karena hubungan antar-manusia, interaksi sosial antar-manusia, mulai menurun dan cenderung hilang karena perannya telah tergantikan oleh mesin (smartphone) dan teknologi, lewat pesan aplikasi WhatsApp atau electronic mail.

Melalui teknologi mobile dalam beberapa tahun terakhir ini membuat segala keperluan kita sekarang bisa diperoleh atau dilakukan melalui satu smartphone yang selalu standby di saku atau tas kita. Pesan makanan siap saji melalui jasa delivery order, membeli buku tanpa harus ke toko buku lagi, membayar tagihan kartu kredit dari tempat Anda tanpa harus ke ATM, melihat prestasi anak melalui rapor elektronik di kantor, memastikan taksi menjemput Anda di kantor pada jam pulang, hingga memesan kamar hotel dan tiket pesawat untuk liburan akhir tahun, kini sudah bisa dilakukan melalui sebuah smartphone.

Makin banyaknya hal yang bisa dilakukan dengan smartphone, makin manusia tergantung padanya. Smartphone adalah alat manusia modern berkomunikasi secara digital.

Penulis: Charles Bonar Sirait, pengamat komunikasi publik dan penulis buku best seller The Power Of Public Speaking, www.charlesbonarsirait.com

DAFTAR PUSTAKA

[1] DeLee, Magic of Creativepreneur, “Bagaimana Anda Bisa Menjadi Inovatif secara Ajaib dan Menjadi Seorang Bisnis Enterpreneur Sukses dalam dunia Industri Ekonomi Kreatif”, ABNG Publishing, 2012, hlm.4.

[2] Dr. Margrét Sigrún Sigurðardóttir dan Tómas Young, “Towards Creative Iceland: building local, going global”, Uton, diakses dari http://www.uton.is/wpcontent/uploads/2011/10/towardscreativeicelandreport1.pdf, pada 16 Februari 2014, pukul 05.44 WIB, hlm. 17.

[3] Ibid.

[4] Ibid.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: