Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Super Digital Communications Country (Bagian II)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Semua pihak pasti menginginkan terciptanya kesuksesan dalam berkomunikasi dengan publiknya, termasuk dengan cara digital yang sedang menjadi tren saat ini. Berbeda dengan komunikasi di media konvensional yang kesuksesannya dapat diukur dengan beberapa parameter seperti rating, market share, reach, OTS (opportunity to see), CPRP (cost per rating point), dan parameter lainnya, mengukur kesuksesan di media digital seperti pemasangan iklan pada mobile advertising dan internet/web advertising makin kompleks dan tidak sederhana.

Dengan tetap menggunakan proses analisis data, mengukur kesuksesan media digital menjadi lebih variatif dan banyak pernak-perniknya serta sangat tergantung pada bagaimana dunia bisnis, korporasi, dan brand memilih cara mengukur target serta tujuan akhir berkomunikasinya. Pilihan mengukur sukses berkomunikasi secara digital tergantung pada seperti apa jenis kampanye bergerak (mobile advertising), penjualan melalui aplikasi (the sales of a new mobile app), atau jumlah pengunjung situs (the number of visitors to company’s site).

Dunia bisnis kemudian juga harus melakukan segmentasi dari pengunjung iklan komunikasi digital mereka yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis seperti Google Analytics untuk melacak perilaku publik dalam mengunjungi situs mobile atau website perusahaan atau mengunjungi keduanya secara sekaligus.

Parameter kesuksesan komunikasi digital lainnya yang sangat umum adalah CTR (click-through rate), number of impressions, level of site traffic, number of page views, visit duration, number of new versus repeat visitors still apply, dan banyak lagi alat ukur lainnya. Intinya, dalam mengukur parameter kesuksesan berkomunikasi secara digital tidaklah sederhana.

Hal mendasar dalam ilmu komunikasi yang dapat dianggap sebagai sebuah kesuksesan, yaitu berapa banyak jumlah pengikut Anda? Berapa sering terjadi interaksi antara Anda dan pengikut Anda?

Kemudian hal-hal lain seperti berikut, berapa banyak jumlah follower Facebook, Twitter, Instagram, atau media sosial perusahaan atau CEO perusahaan? Berapa sering berita, gambar, data, atau video yang dikeluarkan oleh perusahaan atau CEO perusahaan ditonton oleh publik? Berapa banyak berita atau pernyataan yang dikeluarkan oleh perusahaan atau CEO perusahaan dalam satu tahun? Berapa banyak publik yang merespons, memberikan komentar, menyaksikan berita atau pernyataan tersebut di media sosial?

Lalu berapa sering nama perusahaan, nama produk, nama CEO perusahaan di-mention atau disebut dalam media sosial oleh publik? Berapa banyak orang yang kemudian merekomendasikan agar publik menggunakan, membeli produk atau jasa perusahaan tersebut untuk keperluannya karena sangat baik kualitasnya dan karena mendadak populer serta menjadi perbincangan di internet?

Revolusi Mental dalam Komunikasi Digital
Apakah demam komunikasi digital ini telah membuat kita sepenuhnya siap mental akan dampaknya? Siap untuk merevolusi mental kita? Dampak yang kental terasa adalah makin rumit proses menghitung parameter kesuksesan komunikasi digital maka di sana ada potensi peningkatan biaya.

Sejak kehadiran komunikasi digital biaya komunikasi korporasi, perusahaan, dan brand dipastikan makin tinggi. Selain karena komponennya yang begitu bervariasi, perusahaan juga masih belum bisa sepenuhnya meninggalkan cara lama berkomunikasi, cara konvensional. Alhasil, pengeluaran komunikasi menjadi bertambah, yaitu menggunakan media konvensional dan digital sekaligus.

Isunya kemudian adalah apakah peningkatan biaya komunikasi digital ini serta-merta linear dengan peningkatan penjualan produk atau jasa perusahaan, korporasi, atau brand?

Dampak lainnya, apakah produk atau jasa perusahaan, korporasi, dan brand sudah siap untuk mendadak terkenal dan populer? Dampak yang sering tidak dapat diprediksi adalah jika mendadak sontak produk atau jasa perusahaan, korporasi, dan brand dapat menjadi begitu terkenal.

Namun, jangan terlalu cepat senang dahulu. Selain ada probabilitas mendadak terkenal dan populer, dipuji, disanjung, ada pula kemungkinan untuk mendapatkan keluhan, komplain, atau caci-maki publik terhadap produk atau jasa perusahaan Anda, seperti yang dialami produk iPhone 6 yang ternyata mudah bengkok (bend).

Jika hal itu terjadi, apa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan? Seberapa cepat Anda mampu merespons dan menjawab komplain atau caci-maki publik tersebut? Siapa dari perusahaan Anda yang ditugaskan untuk merespons dan menjawabnya?

Sudah siapkah brand dan perusahaan Anda berkomunikasi secara digital?

Penulis: Charles Bonar Sirait, pengamat komunikasi publik dan penulis buku best seller The Power Of Public Speaking, www.charlesbonarsirait.com

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: