Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prijono Sugiarto Sang Penerima Penghargaan ABLA 2014 (Bagian II)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ada prestasi membanggakan bagi bangsa Indonesia menjelang penghujung tahun 2014. Untuk pertama kalinya, pemimpin bisnis dari Indonesia menerima penghargaan utama dalam Asia Business Leaders Awards (ABLA) yang diserahkan di Singapura, Kamis (6/11/2014) malam.

Penerima Asia Business Leader of The Year Award 2014 tersebut adalah Presiden Direktur (Presdir) PT Astra International Tbk (Astra) Prijono Sugiarto. Ia menjadi chief executive officer (CEO) pertama dari Indonesia yang dianugerahi ABLA sejak program tersebut pertama kali dilaksanakan 13 tahun yang lalu pada tahun 2001.

Prof Rhenald Kasali, seorang praktisi bisnis dan akademisi, mengatakan Prijono Sugiarto adalah entrepreneurial leader yang cemerlang. Meski latar belakang teknik membentuk dirinya, ia adalah CEO strategic yang jeli dan tangkas dalam melihat dan mengurai masalah sambil berfokus pada pengembangan mutu sumber daya manusia.

Menurut dia, Astra di bawah kepemimpinan Prijono berhasil untuk mengarungi Indonesia dalam masa-masa yang bagi sebagian besar CEO dalam tahap pancaroba global dan nasional yang bisa melemahkan daya tahan sebuah bisnis. Mungkin inilah salah satu kekuatan dalam penilaian tersebut.

Dengan berlandaskan strategic triple P roadmap, dalam lima tahun pertama Prijono Sugiarto mampu membawa Astra mencapai kinerja signifikan di tengah masa pemulihan perekonomian dunia dari krisis finansial. Pendapatan bersih Astra tercatat meningkat tajam 96,78% menjadi Rp 193,88 triliun pada akhir 2013 dari Rp 98,53 triliun pada akhir 2009.

Sejalan dengan itu laba bersih Astra melonjak 93,39% menjadi Rp 19,42 triliun dari Rp 10,04 triliun. Alhasil, harga saham Astra turut meroket 103,17% menjadi Rp 7.050 (per 30 September 2014) dari Rp 3.470 pada tahun 2009.

Tidak hanya dari sisi kinerja keuangan saja, Prijono Sugiarto juga meluaskan bisnis Astra. Hal itu terbukti dari perusahaan yang pada tahun 2009 berjumlah 154 perusahaan bertambah menjadi 183 perusahaan pada 2014.

Hal tersebut berdampak positif pula pada pertumbuhan jumlah karyawan sebesar 72,16% menjadi 218.127 orang pada tahun 2014 dari 126.700 orang pada 2009. Ini sejalan dengan cita-cita pendiri Astra, William Soeryadjaya bahwa beliau ingin Astra jadi pohon besar tempat berkarya banyak orang.

"Saya ingin Astra menjadi tempat berteduh di kala hujan dan panas," ungkapan William Soeryadjaya yang sering diulang-ulang di depan para karyawan.

Keberhasilan kinerja Astra juga ditopang oleh budaya inovasi yang telah mengakar di Astra sejak 30 tahun lalu. Pada akhir tahun 2013 jumlah inovasi yang masuk dalam kategori suggestion system (sistem saran/SS) pada innovAstra (semacam lomba inovasi di Grup Astra) mencapai 673.027 sistem saran dari 442.358 pada tahun 2009.

"Inovasi adalah salah satu kunci untuk mengantarkan Astra ke tingkat yang lebih tinggi. Untuk itulah, kami selalu menerapkannya dalam 30 tahun terakhir dengan penuh antusias," ungkap Prijono Sugiarto.

Prestasi menggembirakan di era Prijono Sugiarto adalah dari sisi portofolio setiap lini bisnis. Keunggulan berinovasi salah satunya dikukuhkan melalui Astra Toyota Agya dan Astra Daihatsu Ayla yang merupakan dua mobil yang masuk dalam kategori Kendaraan bermotor roda empat hemat bahan bakar dan harga terjangkau.

Kedua mobil tersebut didesain oleh salah satu putra terbaik Astra bernama Mark Wijaya yang telah berhasil dalam kompetisi global yang diikuti oleh desainer Italia, Prancis, dan Jepang. Selain itu, kedua mobil ini juga telah memiliki 86% konten lokal yang merupakan angka tertinggi dalam produksi mobil di Indonesia. Proses inovasi di bidang otomotif juga semakin terbuka lebar dengan dibukanya pusat riset dan pengembangan (R&D) Astra Daihatsu Motor di Karawang, Jawa Barat.

Kontribusi otomotif Astra tidak hanya untuk pasar domestik saja, tapi juga pasar ekspor. Jumlah ekspor mobil CBU Astra (Toyota dan Daihatsu) mencapai 77% dari total ekspor mobil Indonesia, sedangkan mobil CKD Astra (Toyota) mencapai 85%. Mobil-mobil Astra tersebut diekspor ke 72 negara, termasuk Jepang yang terkenal dengan kualitas kontrol ketat. Langkah ini adalah devisa bagi Indonesia.

Di luar bisnis otomotif, Astra terus mengembangkan usahanya. Dalam lini jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, serta teknologi informasi, Astra senantiasa mencapai yang terbaik, setidaknya menduduki posisi tiga besar di pasar.

Dalam pengembangan sumber daya manusia, melalui panduan people roadmap, sistem ke-HRD-an Astra menjadi semakin jelas dan terstruktur dengan pengelolaan bakat yang berkesinambungan. Keberhasilan dalam implementasi konsep human asset value juga telah membantu Astra dalam mempertahankan bakat-bakat yang unggul.

Investasi di bidang pendidikan dan pelatihan terus menjadi salah satu prioritas utama, termasuk berbagai program eksekutif dan manajerial yang dijalankan oleh Astra Management and Development Institute (AMDI) untuk menunjang regenerasi kepemimpinan yang berkelanjutan serta program spesialis yang sedang dirancang untuk menstimulasi lahirnya top performers di tingkat operasional.

Dalam pelaksanaan public contribution roadmap, Astra berprinsip bahwa di manapun instalasi Astra berada harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Kontribusi sosial Astra disalurkan dalam empat pilar, yaitu pendidikan, lingkungan, usaha kecil & menengah (UKM), serta kesehatan.

Di bidang pendidikan Astra telah membantu pendidikan anak-anak Indonesia dengan menyalurkan 159.620 paket beasiswa, melakukan pembinaan hardware, brainware, dan software untuk 13.262 sekolah dan 26.721 guru, serta mendirikan 20 Rumah Pintar di sembilan provinsi di Indonesia.

Di bidang lingkungan, Astra telah menanam 2.763.924 pohon dalam program penghijauan. Di lingkup UKM, program difokuskan pada pembangunan kemandirian masyarakat untuk menggerakkan perekonomian lokal, yaitu para pelaku usaha kecil di sekitar Astra dan pemasok Astra. Ada 627 kelompok Income Generating Activities (IGA) yang telah dibina, 32.162 orang yang telah menerima program, 8.531 UMKM yang telah dibina melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), dan pembinaan terhadap 73 koperasi.

Sementara itu, di bidang kesehatan Astra fokus pada kesehatan ibu dan anak yang bekerja sama dengan masyarakat. Ada 53.462 pasien yang telah mendapat bantuan kesehatan melalui Mobil Kesehatan Astra (MOKESA) dan terdapat 779 Posyandu yang telah dibina.

Ketika ditanya seusai penobatan CEO Asia 2014 tersebut, Prijono Sugiarto mengatakan penghargaan Asia Business Leader of The Year Award ini adalah hasil kerja keras dari seluruh karyawan Grup Astra yang berjumlah 218.127 orang dalam membantu dirinya mencapai tujuan yang sama.

"Ini akan menjadi cambuk bagi saya agar terus berusaha mencapai yang terbaik sebagai nakhoda untuk menghadapi gejolak samudera bisnis ke depan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: