Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CT: Menerobos Kebuntuan (Bagian IV-Habis)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Gaya pengusahanya sering sangat membantu untuk menembus berbagai kebuntuan. Selain Chevron, CT juga melakukan terobosan bagi perusahaan-perusahaan pertambangan yang kesulitan membangun smelter. Maklum, saat itu para pemegang kontrak karya maupun izin usaha pertambangan keberatan membangun smelter karena ada kebijakan bea keluar yang dianggap memberatkan pengusaha.

Alhasil, kebijakan yang diberlakukan sejak Januari 2014 ini membuat ekspor mineral benar-benar terhenti. Akibatnya dalam lima bulan terakhir ini sekitar US$ 4 miliar dolar penerimaan negara dari ekspor mineral tidak masuk. Ujung-ujungnya likuiditas valas tersendat.

Apa yang dilakukan CT? Pertama, ia meminta para pemegang kontrak karya untuk menempatkan dana sebagai jaminan pembangunan smelter. Lalu, sebagai imbalannya pemerintah menurunkan bea keluar sehingga ekspor mineral bisa kembali dilanjutkan. Masalah terpecahkan.

Satu masalah yang dia tidak kompak dengan pengusaha adalah masalah Jembatan Selat Sunda (JSS). Jauh sebelum pemerintahan Jokowi memutuskan untuk membatalkan proyek JSS, CT sudah menyatakan ketidaksetujuannya terhadap megaproyek tersebut.

"Indonesia belum saatnya memiliki proyek sebesar itu. Kalau pendapatan per kapita kita sudah mencapai US$ 10.000, baru kita bisa menjalankan proyek sebesar ini," ujar CT dalam perbincangan dengan para pemimpin redaksi beberapa hari sebelum masa jabatannya sebagai Menko Perekonomian habis.

CT sendiri tercatat sebagai pengusaha yang sukses di Indonesia dan benar-benar memulai dari titik bawah. Walaupun sempat dihubung-hubungkan dengan Anthony Salim, tapi banyak pihak yang mengonfirmasi bahwa CT memang telah berhasil berkat usahanya sendiri. Hal ini juga yang diungkap dalam bukunya Chairul Tanjung Si Anak Singkong yang menceritakan keberhasilannya membangun bisnis dari bawah.

Menurut Majalah Forbes, pada November 2013 CT tercatat sebagai orang terkaya kelima di Indonesia. Forbes memperkirakan CT memiliki kekayaan bersih sekitar US$ 4 miliar atau kira-kira Rp 46 triliun. Kekayaan Chairul naik dari Maret 2013 yang, masih menurut Forbes, mencapai US$ 3,4 miliar.

CT mendapatkan kekayaan terbesarnya dari berbagai media, yakni Detik.com, Trans Corp, yang menguasai Trans TV, Trans 7, dan Transvision (dulu Telkomvision). CT juga mengendalikan saham di Bank Mega, Carrefour Indonesia, dan sejumlah gerai waralaba seperti Mango dan Versace. Pada 2011 kelompok perusahaan CT dikelola lebih rapi dalam CT Corp, sebelumnya bernama Paragrup, terdiri dari tiga perusahaan subholding, yaitu  Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: