Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Misteri Penembakan Kendaraan Amien, Terkait Politik?

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Rumah mantan Ketua MPR Amien Rais yang berlokasi di Jalan Pandeansari Blok 2 Nomor 3 Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta ditembak orang tak dikenal. Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (6/11) dini hari. Tembakan mengenai kendaraan yang terparkir di depan rumah.

"Aksi penembakan misterius ini tidak sampai mengenai penghuni rumah, hanya mengenai mobil," kata petugas keamanan di rumah Amien, Hefi Ismail.

Menurut dia, penembakan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB.

"Saat itu terdengar suara letusan senjata yang berasal dari jalan depan rumah," ujarnya.

Sesaat setelah terdengar tembakan, Hefi melihat ada orang mengendarai sepeda motor jenis matic yang kabur ke arah utara.

"Ketika pagi dicek, ternyata ada lubang bekas tembakan di bagian belakang mobil Toyota Harrier Nopol AB 264 AR milik Pak Amien," katanya.

Dari hasil pemeriksaan polisi, Polda DI Yogyakarta menengarai pelaku penembakan menggunakan senjata api rakitan dan peluru bekas. (Ant/Anita Permata Dewi)

"Setelah melakukan penyelidikan di lapangan dan memeriksa barang bukti selongsong dan serpihan proyektil, diduga pelaku menggunakan senjata api rakitan dan peluru bekas," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti.

"Menurut Anny, penembakan dilakukan dari jarak sekitar sembilan meter dari mobil. Sejumlah temuan lainnya yakni aksi penembakan dilakukan pelaku dengan cara memanjat pagar rumah, di arah barat laut sasaran tembak. Selain itu penembakan diduga menggunakan peluru kaliber 223 yang sinonim dengan kaliber 5,56 kali 45 sentimeter.

Kendati demikian, hingga kini pelaku dan motif aksi teror tersebut masih gelap. Kapolda DIY Brigjen Pol Oerip Subagyo mengakui tidak adanya saksi mata cukup menyulitkan upaya pengungkapan.

"Belum terungkapnya pelaku maupun motif dari aksi teror tersebut juga karena tidak adanya saksi mata yang melihat langsung ciri-ciri pelaku, ini menyulitkan dalam pengungkapan. Kami harus ekstra kerja keras dalam pengungkapan kasus ini," ujar Kapolda DIY.

Bentuk Teror Serius Sementara Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) angkat bicara terkait peristiwa ini. Komnas HAM menilai penembakan itu merupakan bentuk teror serius dan harus disikapi secepatnya.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Manager Nasution berpendapat penembakan tersebut masuk dalam kategori teror serius karena didasarkan atas nuansa dan syiar ketakutan dari pelaku terhadap diri politisi senior tersebut.

"Apalagi sebelumnya rumah Amien Rais juga pernah mendapatkan teror dalam bentuk lain, seperti pelemparan batu hingga acara ruwatan," katanya.

Bahkan Komnas HAM membentuk tim investigasi guna menyelidiki kasus ini.

Sementara tak ketinggalan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyatakan siap memberikan perlindungan terhadap Amien. "Bila beliau (Amien Rais) merasa terancam atas teror tersebut sebagai saksi dan korban kejahatan dia dapat dilindungi LPSK," kata Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai.

Semendawai mengatakan bahwa kasus teror yang menimpa Amien Rais termasuk kategori mengancam fisik dan psikologis sehingga LPSK dapat mempertimbangkan melayani perlindungan untuk keselamatan jiwa.

Ia juga meminta aparat kepolisian mengusut pelaku aksi penembakan misterius yang menimpa mantan Ketua Umum Muhamadiyah itu. "Apa pun (teror) itu tidak boleh dibiarkan aparat kepolisian harus menangkap pelakunya," ujar Semendawai.

Lebih lanjut, dia menuturkan, jika kasus itu tidak terungkap, pihaknya khawatir akan mengganggu stabilitas politik dan keamanan nasional mengingat Amien Rais merupakan salah satu tokoh politik nasional dan menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN).

Secara terpisah, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku prihatin terhadap kasus teror ini. "Harapan kami aparat kepolisian segera dapat mengungkap dan menangkap pelakunya," kata Sultan.

Menurut dia, kasus teror tersebut, selain telah membuat kekhawatiran keluarga Amien Rais, masyarakat juga menunggu kepolisian untuk dapat mengungkap pelaku dan motif penembakan tersebut.

Teror Lawan Politik? Sementara pengamat terorisme Al Chaidar menilai bahwa pelaku merupakan kelompok yang berseberangan dengan haluan politik Amien Rais.

Ia menilai teror ini bukan hanya ingin menakuti tokoh reformasi itu dan keluarganya, melainkan juga teror bagi koalisi yang didukung Amien saat Pilpres 2014 lalu.

Saat ditanya apakah pelakunya memiliki keterkaitan dengan kelompok-kelompok radikal selama ini. Dengan tegas, Al Chaidar menjawab tidak. "Mereka (kelompok teroris) tidak menaruh perhatian pada Amien. Amien dianggap sebagai bagian dari komunitas muslim. Karena itu saya menilai pelakunya bukanlah kelompok teroris keagamaan," ujarnya.

Dengan banyaknya manuver politik yang Amien lakukan sejak dulu hingga kini, Al Chaidar berpendapat Amien pasti memiliki musuh. "Dia (Amien) nggak bisa bilang kalau dia nggak punya musuh," katanya.

Menurut dia, teror-teror serupa yang terkait perbedaan pandangan politik kerap terjadi di luar negeri. "Teror-teror politik seperti ini sudah banyak terjadi, contohnya dalam konflik suku Moro di Mindanao," katanya.

Setelah lama menghilang dari kancah perpolitikan, nama Amien kembali terdengar saat ia mendukung Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai presiden dalam Pilpres 2014.

Amien terlihat selalu menunjukkan sikap yang berseberangan dengan Joko Widodo (sekarang Presiden RI) yang merupakan lawan Prabowo dalam pertarungan Pilpres. Contohnya saat ia menyindir beberapa media massa yang dinilainya pro Jokowi dalam pemberitaan.

"Prabowo dituduh sebagai penculik, pembunuh psikopat, sehingga penampilan media massa tertentu sulit dibedakan dengan (tabloid) Obor Rakyat yang juga berisi tuduhan, cercaan dan makian. Sementara ada tokoh yang dinilai tanpa cela, berjiwa malaikat, merakyat, jujur, rendah hati, kesatria piningit, bagaikan ratu adil yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh rakyat," kata Amien.

Kekecewaan sebagian masyarakat terhadap sikap Amien tersebut salah satunya tercermin pada aksi sekelompok warga Yogyakarta yang menggelar ritual ruwatan untuk Amien Rais di sekitar rumahnya.

Ritual yang dilakukan beberapa hari jelang pelantikan Presiden Jokowi itu diprakarsai oleh paguyuban masyarakat pelestari tradisi atau Pametri. Mereka menilai Amien telah menjadi seperti Sengkuni, tokoh dalam kitab Mahabharata.

Ruwatan itu dilakukan dengan tujuan agar Amien mendukung pemerintahan baru dan menjadi negarawan yang memikirkan nasib rakyat serta tidak lagi membuat pernyataan dan sikap politik yang dapat memecah belah masyarakat.

Al Chaidar selanjutnya mendesak kepolisian agar melakukan razia senjata api dan senjata tajam guna mencegah kasus yang sama terulang lagi. "Harus ada razia besar-besaran terhadap orang-orang yang bawa senpi dan sajam. Senjata rakitan masih beredar di masyarakat, ini berpotensi mengganggu keamanan," kata dia.

Demi mewujudkan rasa keamanan di masyarakat, polisi diharapkan mampu segera mengungkap aktor dan motif dibalik penembakan itu. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: