Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bali Raup Devisa 91,43 Juta Dolar AS dari Ekspor Perikanan

Warta Ekonomi -

WE Online, Denpasar - Bali meraup devisa sebesar 91,43 juta dolar AS dari pengapalan hasil perikanan dan kelautan selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2014 atau menurun 2,78 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 94,05 juta dolar AS.

"Perolehan devisa tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 21,69 persen dari total ekspor Bali mencapai 421,50 juta dolar AS," kata Kasi Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Putu Sutaryana di Denpasar, Rabu (19/11/2014).

Ia mengatakan delapan dari belasan jenis hasil perikanan dan kelautan Pulau Dewata menembus pasaran mancanegara yang paling menonjol adalah ikan tuna dalam bentuk segar dan beku. Ikan tuna mampu menghasilkan devisa sebesar 63,47 juta dolar dolar AS selama sepuluh bulan pertama 2014 atau meningkat tipis hanya 0,03 persen dibanding kurun waktu yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 63,45 juta dolar AS.

Ikan tuna tersebut merupakan hasil tangkapan nelayan dan kapal-kapal besar yang dioperasikan sejumlah perusahaan yang ada di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali. Namun, wilayah operasionalnya di perairan Indonesia, khususnya Indonesia timur.

Putu Sutaryana menjelaskan komoditas hasil perikanan lainnya yang menembus pasaran luar negeri adalah ikan lainnya sebesar 11,77 juta dolar AS atau merosot 5,08 persen dibanding kurun waktu yang sama tahun sebelumnya 12,40 juta dolar AS. Selain itu, ikan kerapu menghasilkan 8,15 juta dolar AS atau menurun 7,90 persen dibanding kurun waktu yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 8,85 juta dolar AS.

Demikian juga ekspor ikan hias hidup menghasilkan 2,71 juta dolar AS, ikan kakap 3,13 juta dolar AS, kepiting 87.156 dolar AS, dan sirip ikan hiu 49.540,70 persen. Dua jenis mata dagangan lainnya adalah rumput laut dan ikan nener tidak lagi menembus pasaran ekspor. Padahal, tahun-tahun sebelumnya kedua jenis mata dagangan itu cukup potensial.

Ikan dan udang hasil tangkapan nelayan Bali itu paling banyak diserap oleh pasaran Jepang yang mencapai 29,62 persen menyusul pasaran Amerika Serikat 22,83 persen dan Thailand 16,57 persen.

Selain itu, ekspor tersebut diserap oleh pasaran Singapura 1,27 persen, Australia 6,47 persen, Hong Kong 3,37 persen, Inggris 0,59 persen, Belanda 0,45 persen, dan Perancis 0,37 persen. Sedangkan, 18,45 persen sisanya diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: