Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Buat Cetak Biru Guna Perkuat Struktur Sektor Jasa Keuangan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menyatakan bahwa jika mencermati perkembangan makroekonomi global dan domestik saat ini maka sektor jasa keuangan nasional sedang dihadapkan pada sejumlah risiko. Risiko-risiko tersebut perlu diwaspadai karena dapat berdampak pada kemampuan sektor jasa keuangan dalam menjalankan fungsi intermediasi.

Pemulihan ekonomi global secara umum masih menghadapi tantangan, terutama mengingat proses pemulihan yang berjalan tidak merata. Di Amerika Serikat pemulihan ekonomi semakin solid sehingga The Fed telah memutuskan untuk menghentikan program stimulus moneter yang menjadi penopang ekonomi negara tersebut pasca-krisis keuangan global tahun 2008. The Fed juga telah memberikan sinyal akan melakukan normalisasi kebijakan moneter berupa peningkatan suku bunga pada tahun 2015 yang berpotensi untuk memberikan efek rambatan terhadap pasar keuangan global.

"Seiring dengan perlambatan perekonomian global, perekonomian domestik juga mengalami moderasi pertumbuhan. Pada triwulan III-2014 pertumbuhan ekonomi domestik tercatat 5,01% yoy di tengah permasalahan twin deficit pada APBN dan transaksi berjalan yang masih terjadi," ungkap Muliaman baru-baru ini.

Selain itu, lanjut Muliaman, terdapat potensi tambahan tekanan terhadap perekonomian domestik berupa peningkatan inflasi sebagai dampak dari kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi dua hari yang lalu.

"OJK sebagai pengawas sektor jasa keuangan akan secara aktif memantau perkembangan dari hari ke hari untuk memastikan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga. Dalam kaitannya dengan industri jasa keuangan, permasalahan utama adalah tingkat kedalaman pasar keuangan, tingkat akses, dan literasi keuangan masyarakat Indonesia yang masih rendah. Masih dangkalnya pasar keuangan domestik membuat pasar keuangan Indonesia menjadi lebih rentan terhadap gejolak," paparnya.

Namun, di samping beberapa hambatan tersebut perekonomian Indonesia masih menyimpan potensi yang besar, baik dari ketersediaan sumber daya alam maupun komposisi penduduk yang relatif muda dengan kelas menengah yang terus bertumbuh.

"Sejak beberapa tahun belakangan kita menyaksikan perkembangan sektor keuangan yang semakin cepat. Sektor keuangan menjadi semakin kompleks dan dinamis dengan keterkaitan antarsektor yang semakin erat, baik dalam hal produk maupun kelembagaan. Selain itu, kita juga menyaksikan pertumbuhan konglomerasi keuangan yang menambah kompleksitas transaksi dan interaksi antarlembaga jasa keuangan di dalam sistem keuangan," jelas Muliaman.

Krisis ekonomi global, kata dia, yang bersumber dari perilaku risk taking yang agresif memberi pelajaran penting bagi regulator untuk memperkuat rambu-rambu pengaturan. Penguatan pengaturan ini pada dasarnya ditujukan untuk memperbaiki struktur pasar agar menjadi semakin kokoh, efisien, dan lebih transparan sehingga memberikan kemanfaatan bagi perekonomian yang berkelanjutan.

"Penguatan struktur dan peningkatan peran sektor jasa keuangan tidak dapat dilakukan secara parsial. Dalam rangka itu, OJK tengah menyusun suatu cetak biru (blue print) pengembangan sektor jasa keuangan," terang dia.

Muliaman mengatakan blue print tersebut akan diarahkan pada tiga sasaran utama, yakni (1) mengoptimalkan peran sektor jasa keuangan dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional, (2) menjaga stabilitas sistem keuangan sebagai landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan, serta (3) mewujudkan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: