Pengusaha Khawatirkan 'Digital Sweeping' Buruh

Warta Ekonomi -

WE Online, Batam - Para pengusaha di kawasan industri dan perusahaan galangan kapal di Batam resah. Mereka khawatir para aktivis aliansi serikat buruh kembali akan melakukan aksi sweeping pada aksi demo mereka pada hari Senin (24/11/2014) mendatang. Hal yang lebih mereka khawatirkan adalah digital sweeping.

Demikian ungkap Manajer Drydock Indonesia Ricky Syarul saat menjawab Warta Ekonomi. Akibat aksi itu, mereka terancam mengalami kerugian akibat denda keterlambatan order.

"Mereka menggunakan media sosial dan grup untuk menggerakkan para buruh. Tak sampai setengah jam setelah mereka menulis status ajakan demo, pabrik langsung kosong ditinggal para buruh," tutur Ricky Syahrul.

Sementara itu, aksi sweeping manual dengan cara mendatangi kawasan industri atau shipyard lebih dimaksudkan untuk menjadi alasan bagi para buruh yang sedang bekerja buat mogok. Jika satu minggu buruh menggelar aksi demo tiga sampai dengan empat kali maka tidak tertutup kemungkinan perusahaan akan rugi.

"Telat satu hari kita akan kena denda pinalti sebesar Rp 15-25 juta untuk kapal repair, sedangkan untuk kapal baru kita bisa kena Rp 90 juta per hari," ungkap manajer perusahaan shipyard asing itu.

Menghadapi ancaman kerugian itu, para pengusaha di Batam tidak bisa berbuat banyak karena proses negosiasi antara aliansi serikat buruh dengan Pemerintah Kota Batam masih terus berlangsung. Antara kedua belah pihak belum menemukan kata sepakat pada besaran angka UMK Batam 2015.

Wali Kota Batam Ahmad Dahlan memutuskan UMK Batam 2015 sebesar Rp 2.685.302, sedangkan buruh menuntut Rp 3,3 juta. Itu berarti serangkaian aksi demo buruh masih akan terus berlangsung.