Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teknologi Nuklir untuk Penanganan Penyakit Kritis

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Dunia tengah mempromosikan pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai. Selain sebagai sumber energi alternatif utama, teknologi nuklir juga dikembangkan untuk kepentingan medis. Dunia kedokteran saat ini telah memanfaatkan nuklir untuk penanganan beberapa penyakit kritis seperti kanker dan gangguan ginjal.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto menjelaskan penyinaran radiasi telah digunakan untuk penanganan penyakit kanker. Adapun untuk gangguan ginjal, proses renografi telah membantu para dokter untuk mendiagnosis kondisi ginjal pasien.

"Sederhananya, kalau kita kena kanker, obat paling efektif teknologi nuklir. Tapi, kita tidak ingin kena kanker, bukan?" ujar Djarot di Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Pemeriksaan renografi mengharuskan injeksi senyawa Iodine-131 hipuran ke dalam tubuh pasien. Iodine-131 adalah senyawa radioaktif yang akan membantu memetakan fungsi ginjal. Adapun, hipuran adalah tracer atau senyawa pembawa yang akan membawa Iodine-131 menuju organ yang diperiksa. Dosis senyawa radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh sangat kecil sehingga tidak mengganggu organ internal tubuh.

Untuk penyakit kanker, dunia kedokteran telah menemukan positron emission tomography (PET) scan guna mengetahui fase kanker. Tak jauh berbeda dengan Ranogram, saat melakukan PET-Scan pasien akan disuntik dengan senyawa radioaktif yang mana senyawa itu akan menuju ke organ target. Selanjutnya, pasien akan masuk ke dalam sebuah scanner berbentuk tabung. Scanner akan memindai dan hasilnya akan terlihat di layar komputer.

Djarot menambahkan Batan sebenarnya telah memproduksi berbagai peralatan berbasis nuklir untuk kepentingan kesehatan, namun tidak secara masif.

"Kita sudah produksi, tapi itu prototipe saja yang akan dijadikan rujukan untuk kepentingan penelitian berbagai rumah sakit," tambahnya.

Data World Health Organization (WHO) menunjukkan kematian akibat kanker di dunia mencapai 8,2 juta orang di tahun 2012. Dari total penderita kanker, 20 persen di antaranya disebabkan karena konsumsi rokok dan 70 persen kematian disebabkan kanker paru-paru.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: