Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jepang Pasar Ekspor Potensial Perikanan Bali

Warta Ekonomi -

WE Online, Denpasar - Jepang tetap menjadi pasaran potensial ekspor ikan dan udang asal Bali yang menyerap 24,53 persen dari total pengapalan hasil perikanan dan kelautan Pulau Dewata.

"Disusul Amerika Serikat yang menampung 21,08 persen dan sisanya diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Rabu (26/11/2014).

Ia mengatakan pasaran Thailand menampung 12,25 persen, Australia 6,56 persen, Singapura 1,85 persen, Tiongkok 6,47 persen, Hong Kong 3,75 persen, Inggris 0,52 persen, dan Jerman 0,85 persen. Sedangkan, sisanya 22,34 persen diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia karena ikan dan udang hasil produksi Bali mampu bersaing di pasaran ekspor.

Panasunan Siregar menambahkan Bali meraup devisa sebesar 91,43 juta dolar AS dari pengapalan hasil perikanan dan kelautan selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2014. Perolehan tersebut menurun 2,78 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 94,05 juta dolar AS. Perolehan hasil perikanan dan kelautan itu mampu memberikan kontribusi 21,69 persen dari total ekspor Bali sebesar 421,50 juta dolar AS.

Delapan dari belasan jenis hasil perikanan dan kelautan Pulau Dewata menembus pasaran mancanegara yang paling menonjol adalah ikan tuna dalam bentuk segar dan beku. Ikan tuna mampu menghasilkan devisa sebesar 63,47 juta dolar dolar AS selama sepuluh bulan pertama 2014 atau meningkat tipis hanya 0,03 persen dibanding kurun waktu yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 63,45 juta dolar AS.

Ikan tuna tersebut merupakan hasil tangkapan nelayan dan kapal-kapal besar yang dioperasikan sejumlah perusahaan yang berpangkal di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, namun wilayah oprasionalnya di perairan Indonesia, khususnya Indonesia timur.

Komoditas hasil perikanan lainnya yang menembus pasaran luar negeri adalah ikan lainnya sebesar 11,77 juta dolar AS, merosot 5,08 persen dibanding kurun waktu yang sama tahun sebelumnya 12.40 juta dolar AS. Selain itu, ikan kerapu menghasilkan 8,15 juta dolar AS juga menurun 7,90 persen dibanding kurun waktu yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 8,85 juta dolar AS.

Demikian juga ekspor ikan hias hidup menghasilkan 2,71 juta dolar AS, ikan kakap 3,13 juta dolar AS, kepiting 87.156 dolar AS, dan sirip ikan hiu 49.540,70 dolar AS.

"Dua jenis mata dagangan lainnya, yakni rumput laut dan ikan nener, tidak lagi menembus pasaran ekspor. Padahal, tahun-tahun sebelumnya kedua jenis mata dagangan itu cukup potensial," ujar Panasunan Siregar. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: