WE Online, Jakarta - Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada bulan November 2014 dinilai sebagian kalangan ekonom sudah tepat.
Pengamat ekonomi Aviliani menilai langkah Presiden Jokowi itu masih lebih baik ketimbang mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono(SBY).
"Saat mantan Presiden SBY menaikkan harga BBM pada tahun 2003 bertepatan momen puasa dan menjelang lebaran. Jadi, inflasinya cenderung lebih besar. Kalau dibandingkan dengan saat ini justru November saat yang baik," kata Aviliani saat menghadiri seminar bertajuk Evaluasi dan Proyeksi Ekonomi 2015" Tantangan Kabinet Kerja Memenuhi Ekspetasi di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Lebih lanjut, Avi menjelaskan apabila pemerintah justru menaikkan harga BBM pada awal tahun 2015 mendatang maka gejolak yang akan ditimbulkan akan jauh lebih besar ketimbang saat ini.
"Januari-September perusahaan sudah mempunyai keuntungan sehingga gejolaknya tidak terlalu besar. Apalagi perusahaan atau perbankan sekitar bulan Maret cenderung kasih kredit," paparnya.
Ia pun melihat efek atau dampak yang dirasakan dari kenaikan BBM hanya berlangsung selama tiga bulan. "Sekarang bulan November maka kita akan normal kembali pada bulan Maret," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
