Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Janji Presiden di Lembah Baliem

Warta Ekonomi -

WE Online, Wamena - Lembah Baliem di pegunungan Jaya Wijaya, Wamena, Papua, Minggu pagi, menjadi saksi bisu dari ucapan Presiden Joko Widodo untuk janji memperhatikan masyarakat Papua.

Langit cerah biru dihiasi mega putih dan sinar matahari menyapa kulit, sementara angin gunung sepoi-sepoi dingin menyentuh kulit.

Sekitar pukul 9.30 WIT atau 7.30 WIB, Pesawat Hercules yang ditumpangi Presiden Joko Widodo tiba di Bandara Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya.

Didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dengan sejumlah Menteri, Presiden bertemu, bertatap muka, berdialog, dan mendengar masyarakat di pegunungan Jaya Wijaya tersebut.

Kunjungan singkat tak lebih dari dua jam, namun sangat berarti bagi masyarakat di pegunungan yang jarang bertegur sapa dengan Presiden yang berkedudukan di Jakarta.

Ratusan masyarakat memenuhi halaman Kantor Lembaga Masyarakat Adat Papua di Wamena, sementara seribuan lebih berada di luar.

"Kwak, kwak, kwak, kwak," terdengar pekikan masyarakat yang berkumpul tertib, duduk di halaman disinari panasnya matahari.

Masyarakat adat, baik mereka yang masih berpakaian koteka bagi kaum laki-laki dan rumbai-rumbai tanpa penutup dada bagi perempuan, maupun yang mengenakan kaos, baju, celana panjang, tampak memadati halaman kantor LMA tersebut.

Torip Fred pekerja media salah satu TV di Papua mengartikan bahwa kwak, kwak, kwak sebanyak tiga atau lebih adalah penghormatan kepada pemimpin atau tamu. "Biasanya kepala adat yang dihormati," katanya.

Di Kantor Lembaga Masyarakat Adat, Presiden dikenakan topi khas Papua dengan janur panjang.

Di sinilah, Presiden Jokowi berinteraksi, mendengar suara-suara masyarakat Jaya Wijaya.

Ketua Lembaga Masyarakat Adat Provinsi Papua Lenis Kogoya dalam kesempatan itu mengajukan sejumlah rekomendasi yang telah dimusyawarahkan oleh masyarakat adat Papua.

Sejumlah rekomendasi, di antaranya percepatan pembangunan infrasruktur jalan, rel kereta api, jembatan. Juga pembangunan berbagai sarana kesehatan dan pendidikan.

Selain itu, keinginan agar masyarakat asli Papua diakomodasi dalam jabatan-jabatan publik di Papua, di Pegawai Negeri Sipil maupun juga diperkerjakan di berbagai perusahaan yang ada di Papua.

Lembaga Masyarakat Adat Papua juga meminta Presiden mempercepat UU Perlindungan Masyaraka Adat Papua dan mendorong lebih cepat pemekaran daerah yang sebelumnya telah disepakati.

"Ini janji, tahun depan saya akan ke sini lagi dan muter kabupaten yang ada. Saya ingin memperhatikan. Tadi banyak sekali disampaikan pak Lenis Kogoya, akan saya bawa ke Jakarta, apa yang bisa dipercepat akan kita percepat," kata Presiden dalam kesempatan tersebut.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga mengundang masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya dalam pertemuan tersebut.

Lima masyarakat asli Papua maju untuk menyampaikan aspirasi, meski banyak yang berkeinginan, namun dibatasi oleh panitia.

Masyarakat adat dengan menggunakan pakaian adat tersebut, sebagian menggunakan bahasa asli Papua sehingga perlu diterjemahkan.

Sebagian besar mereka hanya menyampaikan terima kasih atas kedatangan Presiden di Jaya Wijaya.

Saat ditantang Presiden, "Gak minta sesuatu,", seorang masyarakat hanya meminta agar Papua diperhatikan.

Presiden Jokowi berada di Papua selama 27-29 Desember 2014. Sebelumnya, Presiden Jokowi memulai blusukan di Jayapura pada hari pertama.

Pada hari pertama, seusai mendarat di Jayapura, Presiden meresmikan pembangunan pasar, kemudian kunjungan ke Pondok Pesantren, dilanjutkan bertemu dengan pendukungnya Bara JP (Barisan Relawan Pendukung Jokowi) dan menghadiri puncak peringatan Natal Nasional di Stadion Mandala.

Presiden Joko Widodo menginginkan tidak ada lagi kekerasan di Provinis Papua menyusul kerusuhan yang menewaskan empat orang warga sipil di Enarotali, Kabupaten Paniai, awal Desember lalu.

"Dialog juga itu penting, itu agar dijalani, agar pusat dan daerah bisa sambung. Jangan ada lagi kekerasan di Papua," katanya, disambut tepuk tangan warga dan relawan di GOR itu.

Untuk itu, Presiden Joko Widodo berjanji akan lebih sering mengunjungi Papua agar bisa mengetahui secara jelas masalah Papua dan sekaligus menyelesaikannya.

"Saya tidak akan janji muluk-muluk, saya akan sering ke Papua, minimal tiga kali setahun," kata Jokowi saat bertatap muka dengan relawan di GOR Waringin Kota Jayapura, Papua, yang juga dihadiri Gubernur Papua Lukas Enembe dan Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano.

Sebelum terbang ke Wamena, Jaya Wijaya, Presiden menyempatkan mengamati jembatan Holtekamp dari ketinggian Skyland di Jayapura.

Saat blusukan di Pasar Rufei, ratusan warga berkerumun ingin melihat dari dekat Presiden Jokowi, yang langsung mendekat dan mengukurkan tangan mengajak mereka bersalaman.

Selain ke Pasar, Presiden juga meninjau Pelabuhan Pelindo IV, dan mendapatkan penjelasan mengenai rencana pengembangan pelabuhan.

Selanjutnyan, Presiden dan rombongan melanjutkan blusukan ke Pasar Sentral Remu Sorong, dan langsung disambut kerumunan warga yang antusias untuk berdekatan dengan Presiden, bahkan banyak di antara mereka berfoto menggunakan telepon seluler maupun kamera digitalnya.

Saat menyambangi kios para pedagang ikan, Presiden pun bercakap-cakap dengan mereka. "Untungnya sehari berapa?," tanya Presiden.

Para pedagang menjawab, ada yang sehari Rp200.000, ada juga yang Rp300.000. "Untungnya banyak ya," kata Presiden yang juga sempat memborong ikan dari para pedagang.

Ya, masyarakat di Lembah Baliem hanya punya satu keinginan: Diperhatikan !. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: