Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penduduk Miskin di Bali Naik, Ini Sebabnya

Warta Ekonomi -

WE Online, Denpasar - Ketimpangan pertumbuhan konsumsi antara kelompok penduduk 20 persen terbawah dengan 20 persen penduduk teratas di Bali menjadi salah satu faktor meningkatnya penduduk miskin selama enam bulan periode Maret-September 2014.

"Konsumsi dari 20 persen penduduk terbawah di perkotaan mengalami pertumbuhan negatif yakni -0,91 persen dan 20 persen penduduk teratas mengalami kenaikan konsumsi jauh lebih tinggi yakni 19,35 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu (11/1/2015).

Ia mengatakan, kondisi serupa juga terjadi di daerah perdesaan yakni konsumsi penduduk 20 persen terbawah hanya tumbuh sebesar 0,20 persen dan kelompok 20 persen teratas mengalami pertumbuhan 14,59 persen.

Demikian pula distribusi pengeluaran penduduk Bali yang semakin melebar dari Maret 2014 ke September 2014. Pada Maret 2014 tercatat penduduk 40 persen terbawah hanya menikmati 15,79 persen dari total pendapatan di Pulau Dewata.

Sedangkan kelompok 20 persen teratas menikmati jauh lebih besar yakni 47,98 persen. Pada September 2014 kue pembangunan yang dinikmati oleh 20 persen penduduk teratas semakin besar yakni mencapai 50,01 persen. Sementara kue pembangunan yang dinikmati oleh kelompok 40 persen terbawah semakin berkurang yakni hanya 14,29 persen.

Panasunan Siregar menjelaskan, dengan demikian terjadi ketimpangan pendapatan yang semakin melebar dari Maret 2014 ke September 2014. Padahal pada Maret 2014 "gini ratio " Bali hanya 0,415 dan pada September 2014 naik menjadi 0,422.

Persentase rumah tangga yang menerima beras miskin (raskin) berkurang dari 27,98 persen pada Maret 2014 menjadi 21,95 persen pada September 2014. Untuk kelompok 20 persen terbawah di perkotaan hanya 26,28 persen rumah tangga yang menerima raskin. Sedangkan di perdesaan baru 59,13 persen rumah tangga yang menerima raskin. Selain itu terjadinya peningkatan pengangguran dari Februari 2014 ke Agustus 2014 sebesar 11.098 orang.

Demikian juga tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian dan konstruksi yang didentik sebagai kantong kemiskinan paling banyak berkurang dibandingkan sektor lainnya, ujar Panasunan Siregar.

Masyarakat miskin di Bali mencapai 195.950 orang atau 4,76 persen dari jumlah penduduk Pulau Dewata hingga September 2014, meningkat 10.750 orang atau 0,23 persen dibandingkan pada Maret 2014 tercatat 185.200 orang (4,53 persen). Meskipun orang miskin di Bali jumlahnya meningkat, namun tetap menempati urutan kedua tingkat nasional orang miskin terkecil di Indonesia, setelah DKI Jakarta.

Penduduk miskin di Bali persentasenya 4,76 persen dari jumlah penduduk, sementara DKI Jakarta sedikit lebih kecil. Penduduk dengan pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan itu selama periode Maret 2014 hingga September 2014 terjadi penambahan baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: