Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bappenas: Penggunaan Energi dalam Negeri Harus Maksimal

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan pemaksimalan penggunaan energi dalam negeri sebesar 64 persen dalam jangka waktu lima tahun mendatang.

"Selama ini kita berhasil mempertahankan kedaulatan energi negara lain, tapi tidak negara kita sendiri. Itu artinya banyak sumber energi Indonesia yang diekspor," ujar Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Bappenas Josaphat Rizal Primana di Jakarta, Selasa (13/1/2015).

Peningkatan penggunaan energi dalam negeri itu dilakukan dengan meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas, batu bara) serta meningkatkan cadangan penyangga dan operasional energi. Rizal mengatakan salah satu sumber daya energi yang dimaksimalkan produksinya yaitu gas bumi yang pada 2014 sebanyak 1.224 SBM/hari, akan ditingkatkan menjadi 1.295 SBM/hari pada tahun 2019.

Sedangkan untuk meningkatkan penggunaan gas bagi pengembangan kawasan industri, katanya, Bappenas berencana membangun tujuh terminal penerima Liquified Natural Gas (LNG receiving terminal) di enam lokasi yaitu Aceh, Banten, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Saat ini Indonesia hanya memiliki dua LNG receiving terminal dalam bentuk terapung yaitu di Lampung dan Jawa Barat.

"Hal ini didasari atas meningkatnya pemanfaatan produksi gas untuk domestik selama 10 tahun terakhir, sekitar 25 persen produksi gas dimanfaatkan secara domestik pada 2004 dan kini sudah meningkat lebih dari dua kali lipatnya yaitu 54 persen," tuturnya.

Selain itu Bappenas juga berusaha meningkatkan aksesibilitas terhadap sumber daya energi dengan membangun 78 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan 912.000 jaringan gas kota (sambungan rumah) yang semuanya diharapkan tercapai pada 2019.

"Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi dan pengelolaan subsidi BBM yang lebih transparan dan tepat sasaran juga menjadi fokus kami," katanya.

Ia memberi contoh, saat ini 70 persen produksi batu bara Indonesia diekspor ke negara lain dan hanya 30 persen yang digunakan di dalam negeri. Lima tahun mendatang, katanya, 60 persen produksi batu bara harus digunakan di dalam negeri, baru sisanya diekspor. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: